Habib Jindan berpesan agar ketegasan yang dibawa  pemimpin harus moderat sesuai dengan porsinya. ”Jangan melakukan sesuatu yang bisa melebihi batas karena itu bisa mengakibatkan kita  condong ke radikalisme atau liberalism,” tutur Habib Jindan.

blank
Gus Muwafiq. Foto: Dok Romo Benny

Selanjutnya Tokoh agama K.H Gus Muwafiq menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika itu tidak hadir secara tiba.

“Kebersamaan agama sudh hadir dari dulu dan merupakan  warisan asli bangsa Indonesia.Negara ini sudah maju dan konsensus dunia ada di sini. Seluruh keberagaman dalam hidup bermasyarakat sudah menjadi bukti bahwa persatuan lebih dicintai daripada perpecahan,” kata Gus Muwafiq.

Kebersamaan itu harus dijaga, tambah Gus Muwafiq, agama harus dijadikan landasan kebersamaan karena dengan menjaga kebersamaan bisa mengakibatkan roda ekonomi berputar.

Benteng Terakhir

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Dr  Antonious Benny Susetyo selaku narasumber menyatakan, Pancasila merupakan benteng tangguh terakhir penjaga NKRI dari intoleransi dan radikalisme.

Benny mengatakan bahwa negara Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari bermacam-macam perbedaan.

Menurut Benny Diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk memelihara keseimbangan antara kepentingan kelompok dan nasional. Ir Soekarno pernah menegaskan negara republik bukan milik suatu golongan,agama dan suku tertentu tapi milik bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

“Dengan berbagai masalah kemanusiaan di era digital diantaranya munculnya eksklusivitas dalam beragama maka saat ini kita harus bertindak bagaimana caranya mengembalikan pancasila itu sebagai role model kehidupan Indonesia,” kata Benny.

Lebih lanjut Benny menjelaskan bahwa Pancasila itu  bisa menjadi ideologihidup. ”Dengan mendirikan Kampung Pancasila maka  role model Pancasila sudah diterapkan. Sebagai umat beragama, kalau seseorang mencintai manusia maka dia akan mencintai keadilan,” ujarnya.

Pancasila harus menjadi working ideology yang tujuannya yaitu harus terwujudnya masyarakat sejahtera lewat kebijakan maka setiap elit politik pemeritahan daerah memiliki kesejahteraan kebijakan memihak yang lemah.

“Contohnya Pak Jokowi melakukan pemerataan pembangunan di pelosok Indonesia.Sedangkan living ideology yaitu Pancasila dihayati dalam keseharian,” tandas Benny.

Menurut Benny yang menjadi permasalahan kita saat ini adalah eksistensi Pancasila itu hilang dalam peradaban dan pendidikan.

“Kita mengalami krisis dalam 20 tahun ini karena anak tidak mengenal Pancasila. Karena itu Pak Jokowi menjadikan Pancasila itu menjadi pelajaran  wajib sekarang. Pancasila sebagai ideologi sudah terbukti memberikan jalan keluar dari krisis global. Pancasila itu sudah hidup dalam rahim pertiwi,” ungkap Benny.

Kendalikan Gadget

Benny juga mengungkapkan cara mengembalikan Pancasila itu dalam generasi sekarang dan milenial, itu bisa diwujudukan dengan pendidikan dan edukasi penggunaan gadget.