komunitas Lima Gunung
Selain melakukan ritual di Kali Wangsit yang terletak di belakang Studio Mendut, pada pembukaan Festival Lima Gunung ke-21, juga dimeriahkan pentas dari sejumlah seniman lainnya, seperti Didik Nini Thowok dan lainnya. Foto. W.Cahyono

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Para seniman petani dari lima gunung di Kabupaten Magelang yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung, kembali menggelar pesta kesenian tahunan, Festival Lima Gunung ke-21.

“Festival Lima Gunung tersebut akan digelar selama tiga hari berturut-turut 30 September hingga 2 Oktober mendatang di lereng Gunung Andong, tepatnya di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang,” kata Ketua Komunitas Lima Gunung, Supadi Haryanto di sela-sela pembukaan Festival Lima Gunung ke-21 di Studio Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin ( 8/8/2022).

Supadi mengatakan, penyelenggaraan FLG ke-21 tahun ini berbeda dengan penyelenggaraan FLG  tahun 2020 dan 2021 lalu yang tidak mendatangkan peserta dari luar kota dan tidak ada penonton, karena adanya pandemic covid-19. Namun, pada penyelenggaraan FLG ke-21 tahun ini, pihaknya membuka peserta dari luar kota dan terbuka untuk masyarakat umum.

komunitas Lima gunung
Selain melakukan ritual di Kali Wangsit yang terletak di belakang Studio Mendut, pada pembukaan Festival Lima Gunung ke-21, juga dimeriahkan pentas dari sejumlah seniman lainnya, seperti Didik Nini Thowok. Foto. W.Cahyono

Menurutnya, selama masa pademi covid-19 tahun 200-2021 lalu, Komunitas Lima Gunung tetap menggelar festival seni tahunan  para petani gunung. Tetapi, dilaksanakan secara ‘sembunyi-sembunyi” dan waktu dan tidak mengundang peserta dari luar kota.

Ia menambahkan, seperti Festival Lima Gunung sebelumnya, pembukaan festival dilaksanakan satu bulan sebelum acara puncak acara. Dan, selama satu bulan tersebut para seniman petani lima gunung akan tetap pentas dengan lokasi yang berpindah-pindah dan waktunya belum dapat ditentukan.

“Pembukaan FLG ke-21 dilakukan pada Senin (8/8/2022) pukul 05.00 WIB di Kali Wangsit ( Kali Pabelan Lama) yang ada di belakang Studio Mendut milik Presiden Lima Gunung,” kata Supadi yang juga Pimpinan Sanggar Andong Jinawi, Mantran Wetan.

Supadi menambahkan,  pada FLG ke-21 ini mengambil tema “ Wahyu Remagang” yang mempunyai makna  dalam menjalankan suatu pekerjaan diperlukan adanya perjuangan yang gigih.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam( API) Tegalrejo, KH M Yusuf Chudlori mengatakan, pembukaan  Festival Lima Gunung yang tahun ini sudah menginjak tahun ke -21 dan bertepatan dengan hari ke-10 bulan Sura ( Muharam), merupakan suatu keistimewaan.

“Pembukaan FLG ke-21 yang bertepatan dengan hari ke-10 Sura, menurut saya merupakan suatu yang istimewa. Karena, di bulan Muharam ini merupakan bulan untuk permohonan segala sesuatu agar menjadi kebaikan,” kata Gus Yusuf. W. Cahyono