GROBOGAN (SUARABARU.ID)– Calon pekerja migran Indonesia memberikan apresiasinya, atas program pemerintah mengenai pembebasan biaya penempatan pekerja migran Indonesia, melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), telah meluncurkan program itu melalui Bank BNI. Untuk ke depannya, diharapkan semua bank BUMN akan melayani hal yang sama.
Hal itu seperti disampaikan Ali Mashudi, pengelola LPK Bina Muda Grobogan, di kantornya, Desa Wolo, Kecamatan Penawangan, Grobogan, usai Sosialisasi Program KUR dan KTA, pada Sabtu (12/3/2022).
BACA JUGA: bdul Wachid Pimpin Pencak Silat Satri Muda Bentukan Prabowo Subianto
Dalam rangka menyebarluaskan informasi program itu kepada masyarakat, LPK Bina Muda Grobogan, melakukan sosialisasi kepada peserta didiknya yang sedang belajar bahasa Korea. Peserta didik LPK Bina Muda ini nantinya, akan menjadi calon pekerja migran Indonesia ke negara tujuan, yakni Korea Selatan.
Ali menyebutkan, pihaknya sebagai Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK), yang berhubungan dengan pekerja migran, sangat mendukung hadirnya program KUR dan KTA. Alasannya, program itu sangat meringankan calon pekerja migran yang kesulitan biaya untuk berangkat ke negara tujuan.
”Jika ada calon pekerja migran yang mau diberangkatkan tetapi tidak punya biaya, mereka bisa mengajukan KUR atau KTA, kepada Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), yang sudah bekerja sama dengan bank-bank BUMN,” imbuh Ali.
BACA JUGA: Balai Bahasa Sosialisasikan Kegiatan UKBI Adaptif Merdeka
Menurutnya, plafon pinjaman ini bisa sampai Rp 50 juta. Skema pengembalian pinjaman ini pun sangat lunak, yaitu setelah pekerja migran bekerja di negara tujuan.
Ali menuturkan, pembelajaran bahasa Korea di lembaganya dilakukan selama kurang lebih enam bulan, untuk persiapan tes EPS TOPIK. Tes itu dilaksanakan untuk mempersiapkan calon pekerja migran, agar mampu menguasai bahasa Korea.
Ada pun jumlah peserta yang saat ini sedang belajar bahasa Korea, agak berkurang selama pandemi. Hal itu karena adanya pembatasan sementara akses ke negara Korea.
BACA JUGA: Hipmi Goes to Schoool Cetak Pengusaha dan Pemimpin Muda
”Minat masyarakat sangat antusias dalam belajar bahasa Korea, dengan harapan bisa bekerja di Korea. Siswa yang ada berasal dari sekitar Grobogan,” jelasnya.
Dihubungi secara terpisah melalui WhatsApp, Mustofa, salah satu alumni peserta didik LPK Bina Muda yang sekarang sudah bekerja di Korea Selatan mengungkapkan, dia telah memanfaatkan program KTA untuk biaya pemberangkatan. Dia sangat senang dengan adanya program itu.
”Program bantuan pinjaman ini sangat membatu saya, dan calon pekerja migran yang tidak punya biaya untuk penempatan,” ujar alumnus LPK Bina Muda Grobogan itu.
Riyan