blank
TUTUP JALAN - Sejumlah nelayan Kota Tegal melakukan aksi unjuk rasa dengan menutup jalan. (foto: nino moebi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Ratusan nelayan menggelar aksi protes menuntut proses perizinan peralihan alat tangkap dari cantrang ke jaring kantong bertarik di depan kantor Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tegalsari Kota Tegal Rabu (19/1/2022) siang. Dalam aksinya, massa juga sempat memblokir jalan lingkar utara (Jalingkut) yang tidak jauh lokasinya.

Salah satu nelayan Suryadi mengatakan nelayan kecewa karena diminta putar balik saat melaut untuk mengurus perizinan peralihan alat tangkap dari cantrang ke jaring kantong bertarik. Namun, setelah kembali hingga saat ini cek fisik yang menjadi bagian dari proses pengurusan izin belum dilakukan. “Kita diminta putar balik untuk mengurus izin dan kita sudah menurut. Tetapi, belum juga dilakukan cek fisik,” katanya.

Menurut Suryadi, kekecewaan nelayan semakin bertambah, karena dari informasi yang diperoleh tim yang akan datang untuk melakukan cek fisik hanya berjumlah empat orang. Padahal, jumlah kapal yang ada saat ini sekitar 500 unit.

“Karenanya, kami berharap agar tim yang datang tidak hanya empat orang. Harapannya ditambah karena jumlah kapal cukup banyak. Sehingga, biar cepat selesai dan nelayan segera melaut. Jadi kami tidak dirugikan,” ujar Suryadi.

Ketua DPD HNSI Jawa Tengah Riswanto mengatakan, berdasarkan hasil sosialisasi pada 3 Januari 2022 lalu, nelayan yang saat ini masih menggunakan alat tangkap cantrang diminta putar balik untuk mengurus perizinan peralihan dari alat tangkap ke jaring tarik berkantong. Nelayan, sudah komitmen kembali ke pelabuhan perikanan pantai Tegalsari untuk mengurusnya.

“Nelayan Kota Tegal khususnya sudah berkomitmen dengan kembali ke pelabuhan untuk mengurus izin,” kata Riswanto.

Karena, kata Riswanto, nelayan meminta komitmen juga dari Pemerintah untuk mempercepat proses perizinan itu. Sehingga para nelayan bisa segera melaut dengan mengurus perizinan alat tangkap itu. “Empat bulan lalu kita sudah mengajukan perizinan melalui online. Namun, ternyata kendalanya masih menggunakan sistem reguler,”ujarnya.

Nah, kata Riswanto, mengingat ini merupakan kondisi yang luar biasa, pihaknya berharap ada perhatian khusus. Jangan sampai disamakan dengan proses pengurusan yang reguler. “Misalnya, cek fisik ini. Harapannya agar bisa dipermudah karena situasi yang luar biasa,” katanya.

Staf PSDKP Tegalsari Handi Juwariyadi mengatakan saat ini tim yang akan melakukan cek fisik masih dalam perjalanan. Diperkirakan hari ini akan tiba di Kota Tegal. “Ada dua tim sebenarnya, tetapi yang satu tim ke Juwana. Saat ini masih dalam perjalanan,” ujar Handi saat menemui perwakilan nelayan.

Terkait masukan dari nelayan, kata Handi, pihaknya akan menyampaikan kepada pimpinan. Sebab, dirinya tidak memiliki wewenang untuk memutuskan.

Nino Moebi