Tidak hanya Bendungan Randugunting, di lokasi yang sama Presiden juga menandatangani prasasti peresmian Embung Kedungsambi yang berada di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo.
“Alhamdulillah hari ini kami bisa hadir ke Blora lagi. Bendungan ini bisa segera dimanfaatkan. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung air sekitar 14,4 juta meter kubik dan bisa mengairi kurang lebih 650 hektar sawah yang berada di Kabupaten Blora, Pati dan Rembang. Saya berharap dengan selesainya waduk Randugunting di Kabupaten Blora ini ketahanan pangan kita akan semakin baik, kemandirian pangan kita semakin baik. Karena kunci dari ketahanan pangan adalah air. Dan air itu akan ada kalau kita memiliki waduk yang sebanyak-banyaknya,” kata Presiden Jokowi.
Presiden mengharapkan, waduk ini, waduk Randugunting ini nanti juga bisa menjadi tempat pariwisata yang sangat baik bagi Kabupaten Blora dan masyarakat di sekitar Kabupaten Blora. Dan dengan mengucap Bismillahirrohmanirohhim waduk Randugunting di Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada siang hari ini saya nyatakan diresmikan,” lanjut Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR, Gubernur, dan Bupati Blora.
Presiden juga berkesempatan melakukan dialog bersama perwakilan petani yang akan mendapatkan manfaat dari keberadaan Bendungan Randugunting.
Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, menerangkan bahwa pekerjaan fisik bendungan dengan kapasitas tampung 14,43 juta m3 ini telah rampung lebih cepat 10 bulan dari jadwal kontrak yang seharusnya berakhir pada November 2022.
“Bendungan ini bisa selesai lebih cepat 10 bulan dari kontrak yang jatuh pada tahun 2022. Bendungan ini sudah sejak tahun 1990-an direncanakan untuk menambah suplai air bagi daerah kering di Kabupaten Blora dan sekitarnya. Akhirnya pembangunan dapat dikerjakan pada 2018 dan selesai di awal 2022 tanpa kendala teknis untuk konstruksi dan sosial dalam pembebasan lahan,” ucap Menteri PUPR.
“Kita tahu bahwa Blora dan sekitarnya ini termasuk rawan atau langka air. Nantinya bendungan ini bisa memberikan suplai air baku 200 liter/detik dan irigasi 670 hektare, selain juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata,” tutur Menteri Basuki.
Pembangunan Bendungan Randugunting berada di bawah tanggungjawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya – PT Andesmont Sakti (KSO) dengan biaya APBN 2018-2022 dengan nilai kontrak sebesar Rp 880 miliar.
Selain penyediaan air baku dan irigasi, Bendungan Randugunting dengan luas genangan 187,19 hektare juga akan berfungsi untuk mereduksi banjir sebesar 75% atau sebesar 81 m3/detik dengan pengurangan luas areal terdampak banjir dari 4.604 hektare menjadi 2.285 hektare.