blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dan OPD terkait ketika mengikuti literasi pasar modal. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo tengah menjajaki kemungkinan dibukanya Sekolah Pasar Modal (SPM) yang nantinya akan dapat diikuti oleh kalangan ASN maupun masyarakat umum.

Perihal tersebut disampaikan Bupati Afif Nurhidayat di tengah forum diskusi secara daring dengan Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Ruang Rapat Pendapa Bupati, Kamis (23/9).

Bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Bupati membahas rencana kerjasama antara Wonosobo dan UI di bidang literasi investasi pasar modal.

Sejumlah pengurus HIPMI Wonosobo, disebut Afif, juga turut dalam diskusi demi menguatkan kesadaran publik terhadap pentingnya investasi secara sehat itu. Apalagi belakangan ini investasi illegal tengah merebak dan memakan banyak korban.

Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, saat ini telah bekerjasama dengan PT Indopremier Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia (BEI), mendirikan Laboratorium Galeri Investasi Pasar Modal sebagai sarana pembelajaran dan fasilitas praktik Manajemen Investasi dan Pasar Modal di Indonesia.

“Dan saat ini UI ingin memperluas literasi investasi pasar modal ke wilayah Kabupaten/Kota dan bahkan pedesaan di Indonesia. Termasuk salah satunya di Wonosobo ini menjadi yang pertama,” tuturnya.

Afif mengaku senang sekali dan berterima kasih pada pihak UI karena Wonosobo dipilih sebagai daerah pertama yang diberikan tawaran kolaborasi ini. Diharapkan dengan kegiatan tersebut akan banyak bermunculan pemain pasar modal di Wonosobo.

“Program kolaborasi ini mendukung perwujudan misi 3 RPJMD Kabupaten Wonosobo tahun 2021-2026, yaitu mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul berkarakter religius, berbudaya, kreatif, inovatif,” lanjutnya.

Investasi Bodong

blank
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurut Afif, dari sisi sejarah, Kabupaten Wonosobo memiliki trauma tersendiri dengan adanya sejumlah investasi bodong yang pernah menjerat masyarakat Wonosobo.

Dengan adanya ajakan kolaborasi dari perguruan tinggi terkemuka di Indonesia itu, Afif meyakini bakal mampu meningkatkan kompetensi masyarakat, khususnya melalui literasi investasi pasar modal.

“Ini merupakan peluang yang tidak boleh dilewatkan. Apalagi, setelah kondisi perekonomian terpuruk akibat pandemi global Covid-19, investasi di pasar modal menjadi salah satu alternatif menarik yang mulai dicoba oleh warga,” tegasnya.

Menyambut antusiasme Bupati, Kepala Kantor BEI Perwakilan Jakarta Marco Poetra Kawet membenarkan bahwa saat ini Satgas Investasi Indonesia telah merilis data terkait adanya kurang lebih 3200 investasi bodong yang berkembang di Indonesia.

“Penyebab terjebaknya masyarakat antara lain, karena minimnya pengetahuan. Di sisi lain ketika ada tawaran untuk belajar, banyak orang merasa takut, tidak kenal dengan pasar modal atau bahkan merasa pasar modal tidak sesuai dengan rencana usahanya,” beber Marco.

Senada, Ketua Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan UI Dede Suryanto mengungkapkan, bahwa program literasi investasi Pasar Modal untuk Wonosobo akan bertujuan untuk memberikan edukasi keuangan dan investasi yang aplikatif kepada masyarakat.

Juga meningkatkan kecerdasan financial
dalam pengelolaan keuangan keluarga dan sektor UMKM. Meningkatkan inklusi dan literasi investasi pasar modal dan mendorong usaha-usaha masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal.

Muharno Zarka