blank
Ketua Tim Kurmanisasi H Istajib AS (nomor dua dari kiri), didampingi H Isdiyanto dan H Eman Sulaiman, saat meninjau bibit kurma yang dikembangkan di Ponpes Fadhlul Fadhlan yang dipimpin Dr KH Fadlolan Musyaffa Lc MA (paling kiri). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT), kini merintis program penanaman kurma (Kurmanisasi), di sejumlah titik strategis di kawasan masjid seluas 10 hektar itu.

Direncanakan, sebanyak 155 bibit akan ditanam di pintu masuk gerbang utama dan samping, kemudian juga di area parkir dan pertamanan. Diharapkan pada akhir September 2021 seluruh penanaman sudah selesai.

Ketua PP MAJT, Prof Dr KH Noor Achmad MA dalam siaran persnya, Minggu (9/8/2021) mengatakan, tujuan program kurmanisasi untuk makin mengokohkan eksistensi MAJT sebagai destinasi wisata religi yang kuat di Jateng. Dengan kurmanisasi, diyakini daya tarik wisatawan bakal semakin meningkat, karena kawasan masjid semakin hijau, cantik dan indah.

BACA JUGA: Kebakaran Hutan Terbesar Kedua di Yunani seperti “Film Horor”

Dalam rangka mempercepat program kurmanisasi, PP MAJT telah membentuk tim yang diketuai Drs H Istajib AS dan Sekretaris H Isdiyanto Isman SIP, diperkluat para sesepuh dan pengurus PP MAJT.

Tim bekerja mulai dari pencarian bibit, penanaman hingga perawatan selama tiga tahun. Mengingat bibit yang dipilih nantinya yang sudah berusia dua tahun, maka ditargetkan tiga tahun ke depan pohon akan banyak yang berbuah.

Prof Noor Achmad menegaskan, mengingat program Kurmanisasi dijalankan di tengah pandemi covid-19 yang hingga kini belum berakhir, Menurut dia, kondisi itu menyebabkan pendapatan keuangan MAJT merosot tajam. PP MAJT kemudian berkeinginan merangkul para dermawan maupun masyarakat, untuk membantu program pemakmuran MAJT.

BACA JUGA: Upaya Mengangkat Karya Sastra Indonesia ke Dunia Internasional

Sedangkan Ketua Tim Kurmanisasi MAJT Drs H Istajib AS menambahkan, dari penghitungan riil yang dilakukannya, setiap bibit kurma yang akan dibeli dilanjutkan proses penanaman, pemupukan dan perawatan selama tiga tahun, membutuhkan biaya Rp 1.000.000, untuk satu pohon.

”Alhamdulillah, sejak MAJT memberi kesempatan kepada masyarakat untuk nyengkuyung program ini mulai 6-9 Agustus 2021, tercatat sudah ada 20 pendonasi jariyah dengan jumlah dana terkumpul Rp 64.500.000 dari Rp 155.000.000 yang diperlukan,” jelas Istajib AS.

Untuk itu, tambahnya, Tim Kurmanisasi MAJT masih menunggu dukungan selanjutnya dari para dermawan yang lain, untuk segera menutup kekurangan dana yang diperlukan. Para pihak yang berjariyah, nama-namanya akan ditulis bersebelahan dengan pohon kurmanya, sesuai jumlah bibit yang ditanggung.

BACA JUGA: Hujan Deras Akibatkan Kerugian Ekonomi dan Rumah Ambruk di China

Setiap jariyah Rp 1.000.000 berarti punya nama untuk 1 pohon. Bila berdonasi Rp 5.000.000 berarti namanya akan ditulis lima kali di lima pohon.

Pihak-pihak yang telah memberi donasi antara lain H Suyono SIP (Wakil Bupati Batang), Drs H Istajib AS, H Nurul Furqon (Anggota FPPP DPRD Jateng), H Muh Zen Adv (Anggota FKB DPRD Jateng), Ketua PP MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA, Ketua Umum Pusat Patriot Garuda Nusantara Gus Iwan Cahyono SH, Walikota Semarang H Hendrar Prihadi, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, Ketua FPPP DPR RI H Arwani Thomafy, Ketua DPRD Jepara H Haizul Maarif .

Kemudian Anggota Fraksi Demokrat DPRD Jateng H Bambang Eko Purnomo, Ketua DPW PPP Jateng H Masrukhah Syamsurie, Ketua Gerindra Jateng H Abdul Wahid, Anggota Patriot Garuda Nusantara H Slamet Irianto, Rektor Udinus Prof Dr H Edi Noersasongko Mkom, pengurus PP MAJT H Choirul Ichsan, Bendahara PP MAJT Dr H Noor Hadi MM Akt, Ifada Retno Noor Hadi, Wakil Ketua PP MAJT Drs KH Ahyani dan H Abdul Kadir Karding (FKB DPR RI).

BACA JUGA Ikatan Cinta Ngalap Berkah Malem Siji Sura

Dalam mengikhtiari agar pohon tumbuh dan berbuah, Tim Kurmanisasi MAJT menyiapkan sejumlah tenaga ahli yang menguasai teknologi penanaman kurma. Bibit yang akan ditanam sudah disesuaikan dengan iklim di wilayah Jateng, sehingga pertumbuhan akan sehat, subur dan berbuah.

Teknologi adaptasi iklim diadopsi MAJT dari Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, di Kecamatan Mijen, Semarang, pimpinan Dr KH Fadlolan Musyaffa Lc MA, yang berhasil membudidayakan belasan ribu bibit kurma berbagai jenis, sebagai kegiatan di pondoknya.

”Bibit kurma Barhii akan kita datangkan dari Ponpes Fadhlul Fadhlan, yang terbukti berhasil mengembangkan bibit kurma yang sesuai dengan iklim di Jateng. Sedangkan untuk Azwa dari usaha Kebun Kurma di Sleman,” tegas Istajib AS.

Riyan