blank
Anggota Tentara Nasional Republik Dominika menjaga perbatasan bersama antara Republik Dominika dan Haiti, yang ditutup setelah Presiden Haiti Jovenel Moise ditembak mati oleh orang-orang bersenjata di kediaman pribadinya di Port-au-Prince, di Dajabon, Republik Dominika (7/7/2021). Antara

SANTO DAMINGO (SUARABARU.ID)– Pemerintah Haiti telah meminta bantuan dari PBB untuk melakukan penyelidikan internasional atas pembunuhan Presiden Jovenel Moise yang terjadi pada Juli, kata kedutaan besar Haiti di Republik Dominika, Kamis (5/8/2021).

Haiti meminta bantuan dalam surat tertanggal 3 Agustus yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, kata pihak kedutaan Haiti di Republik Dominika dalam sebuah pernyataan.

Secara khusus, Haiti menyerukan “komisi penyelidikan internasional” untuk dibentuk, bersama dengan pengadilan khusus untuk mengadili para tersangka pembunuhan Presiden Moise.

Baca Juga: Hilangnya Patung Kris Wu dari Madame Tussauds di Shanghai

Surat itu, yang ditandatangani oleh menteri luar negeri Claude Joseph, mengatakan bahwa Haiti menganggap serangan terhadap Moise di kediamannya sebagai kejahatan internasional karena adanya dugaan peran orang asing dalam perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan pembunuhan.

Pihak berwenang Haiti telah menahan mantan tentara Kolombia, yang diduga disewa oleh sebuah perusahaan keamanan yang berbasis di Miami, karena dicurigai melakukan pembunuhan terhadap Moise.

Otoritas Haiti juga mengatakan dukungan PBB harus mengikuti model penyelidikannya terhadap serangan teroris pada 2005 di Lebanon, yang menewaskan 22 orang, termasuk perdana menteri.

Ant-Claudia