blank
Rektor UNS Prof. Dr. Jamal Wiwoho (Baju Batik) didampingi pejabat terkait tengah meninjau pelaksanaan Tes Kemampuan Dasar (TKD) dan Tes Kemampuan Bidang  (TKB) di Auditorium GPH  Haryo Mataram Kampus UNS. Foto: Dok Humas UNS

SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan proses rekrutmen tenaga pendidik (dosen) UNS non-Pegawai Negeri Sipil (PNS)). Diawali dengan tahapan Tes Kemampuan Dasar (TKD) dan Tes Kemampuan Bidang  (TKB) di Auditorium GPH  Haryo Mataram dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan yang ketat, Senin 7 Juni 2026.

Wakil Rektor Umum dan SDM, Prof. Dr. Bandi, M.Si., Ak.

Mengatakan seluruh peserta telah melaksanakan tes anti gen. Program rekrutmen dibuka dengan pendaftar 1.900 orang. Melalui proses seleksi administrasi disaring menjadi 645 orang dan hanya 160 orang yang mendapatkan validasi untuk diizinkan mengikuti ujian.

Terdapat 31 Program Studi (Prodi) yang membuka lowongan tenaga pendidik dengan rincian 23 Prodi di Sekolah Vokasi (SV), 1 Prodi di Fakultas Ilmu Budaya (FIB), 1 Prodi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan 6 lowongan Prodi di Fakultas Kedokteran (FK).

“Total kurang lebih 90-an yang kita butuhkan. Sehingga kita akan mendapatkan dosen UNS yang berbobot. Tahapannya setelah ujian ini, dari yang lolos kita adakan tes mengajar yang melibatkan Rektorat, Dekanat, kemudian Prodi,” terang Prof Bandi.

Masih dalam kesempatan sama, Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho mengatakan, alasan diadakannya penerimaan tenaga pendidik non-PNS  karena Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) yang dipimpinnya, tahun ini tidak memperoleh jatah CPNS.

Pada tahun ini Badan Kepegawaian Negara (BKN), merekrut CPNS dengan prioritas pada Perguruan Tinggi Satuan Kerja (Satker) dan Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU). Artinya 12 PTNBH diberi keleluasan untuk mengelola.

Dengan proses standarisasi rekrutmen yang berlangsung, UNS berharap mendapatkan calon tenaga pendidik yang baik. Diyakini, standar pelaksanaan proses rekrutmen yang sama dengan rekrutmen PNS oleh BKN.

“Dari sisi kemampuan akademiknya maupun dari sisi integrity-nya. Karena kami perlu sekali dosen yang mempunyai kemampuan kedua hal itu. Saya yakin dengan standar proses yang bahkan sama dengan proses rekrutmen PNS yang dilakukan BKN. Saya yakin mendapatkan dosen yang baik,” terangnya.

Bagus Adji.