blank
misteri kutukan nyai ronggeng. jabarposkota

(SUARABARU.ID)- Ronggeng mungkin telah ada di Jawa sejak zaman kuno, relief di bagian Karmawibhanga pada abad ke-8 Borobudur menampilkan adegan perjalanan rombongan hiburan dengan musisi dan penari wanita. Di Jawa, penampilan ronggeng tradisional menampilkan rombongan tari perjalanan yang berjalan dari desa ke desa.

Pasukan tari terdiri dari satu atau beberapa penari wanita profesional, disertai oleh sekelompok musisi memainkan alat musik: rebab dan gong. Istilah “ronggeng” juga diterapkan untuk penari wanita.

Selama penampilan ronggeng, para penari profesional perempuan diharapkan untuk mengundang beberapa penonton laki-laki atau klien untuk menari dengan mereka sebagai pasangan dengan memberi uang tips untuk penari wanita, diberikan selama atau setelah tarian.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Selasa 27 April 2021, Leo Jadi Andalan, Cancer Prioritaskan Keluarga

Pasangan tarian intim dan penari perempuan mungkin melakukan beberapa gerakan yang mungkin dianggap terlalu erotis dalam standar kesopanan etiket keraton Jawa. Pada masa lalu, nuansa erotis dan seksual dari tarian ronggeng memberinya reputasi buruk sebagai prostitusi yang terselubung seni tari.

Di salah satu tanah jawa barat sendiri di kabupaten kuningan terkenal pula Penari ronggeng yang dinamakan nyai ronggeng. Salah satu nyai ronggeng yang termashur pada tahun 1920an adalah Nyi Ratna herang. Inilah yang mengundang misteri Kutukan nyai ronggeng didaerah ini.

Nyai ronggeng sering dikaitkan dengan hal yang negatif.

Terbunuhnya Nyi Ratna berawal dari isu miring yang menyebar seputar penari ronggeng. Masyarakat menganggap para penari ronggeng dapat diajak kencan, bahkan lebih, jika ada yang berani menawar dengan harga tinggi (prostitusi). Padahal, untuk menjadi penari ronggeng tidaklah mudah. Ia harus memiliki wajah cantik, tubuh indah dan kuat, pandai bernyanyi, serta bisa bela diri.

blank
ilustrasi sang penari ronggeng. Jabarposkota

Baca Juga: Berzakat Lebih Aman dan Mudah Lewat Aplikasi Daring

Suatu ketika, sang gadis diundang manggung dalam perayaan yang dihadiri para jawara dan kaum menak (bangsawan). Kemudian terjadilah keributan. Dua orang jawara saling bertarung untuk berebut bercinta dengan Nyi Ratna. Sekali lagi, stigma negatif rupanya telah melekat. Mereka berpikir wanita (19) itu bisa dibayar untuk hal demikian,

Biasanya penari ronggeng menanam sesuatu yang mistis didalam dirinya untuk dapat memikat penonton. Di waktu terakhirnya itulah Nyi Ratna mengucapkan kutukan. Dalam kalimat lain, kutukan tersebut berarti bahwa anak-anak gadis di daerah itu disumpahi akan meninggal sebelum mencapai usia (19).

Sebelum meninggal Nyi ronggeng ratna mengutuk dengan mengatakan “Di daerah ini tidak akan ada perempuan yang secantik diriku sampai umur 19 tahun”,seperti dilansir jabar.poskota.co.id

Baca Juga: Panggung Kahanan di Kabupaten Pati Semarak Ragam Seni

Penari ronggeng legendaris ini meninggal di usianya yang baru (19). Jasadnya dimakamkan di bantaran Sungai Cigede, wilayah Nusaherang, Kuningan, Bogor, Jawa Barat. Menurut kabar setempat , kutukan ini telah memakan korban 9 orang gadis cantik asal Nusaherang, yang meninggal menjelang usia ke-19.

Para penduduk asli Nusaherang yang masih memercayai cerita tersebut pun biasanya akan menitipkan anak gadisnya kepada sanak keluarga di luar Kabupaten Kuningan. Mereka akan kembali ke Nusaherang setelah usianya lewat 19 tahun. Itulah cerita legenda ni ronggeng di kuningan, tentang mesteri nyai ronggeng yang termashur, bagaimana menurutmu ?

Claudia