blank
Bimtek pemulasaraan jenazah yang digelar MGMP PAI dan Budi Pekerti SMA di Kabupaten Wonosobo. Foto: Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)– Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti SMA di Kabupaten Wonosobo, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) pemulasaraan jenazah (tajhizul janazah), di SMA Takhassus Alquran Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo.

Bimtek pemulasaraan jenazah yang digelar berkat kerja sama dengan Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama setempat itu, diikuti guru MGMP PAI se-Wonosobo. Bertindak sebagai pemateri Ahmad Fauzi, penyuluh agama Islam Kantor Kementerian Agama Wonosobo.

Karena masih dalam situasi pandemi global covid-19, Bimtek pemulasaraan jenazah dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) covid-19 secara ketat. Semua peserta dan pemateri mengenakan masker, cuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menjaga jarak.

BACA JUGA: Bupati Wonosobo Minta Warga tetap Pakai Masker saat Shalat Tarawih

Ketua MGMP PAI dan Budi Pekerti SMA Kabupaten Wonosobo Ghufron Effendi Mustofa, Jumat (23/4/2021) mengatakan, kegiatan Bimtek pemulasaran jenazah digelar guna meningkatkan kompetensi guru PAI dan Budi Pekerti di SMA.

”Kegiatan Bimtek pemulasaran jenazah ini dipandang sangat diperlukan. Terlebih pada masa pandemi global covid-19 seperti ini. Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti terutama Kelas XI jenjang SMA, materi ini juga masuk di dalam silabus pembelajaran,” katanya.

Menurut Ghufron, saat ini diperlukan inovasi baru bagi guru PAI dan Budi Pekerti pada masa pandemi virus corona ini. Terutama dalam pembelajaran daring maupun luring. Di mana guru dituntut untuk senantiasa beradaptasi pada era digital seperti saat ini.

blank
Pemateri Bimtek pemulasaraan jenazah, Achmad Fauzi dari Kantor Kementerian Agama Wonosobo, saat menerangkan rangkaian pemulasaran jenazah. Foto: Muharno Zarka

BACA JUGA: Jual-Beli Bahan Peledak Petasan, 5 Remaja Wonosobo Ditangkap Polisi

Sementara itu, pemateri dari Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama, Achmad Fauzi memberikan penjelasan, bagaimana menghadapi orang dalam kondisi sakaratul maut, memandikan jenazah, mengkafani, menyolati hingga menguburkannya.

”Kewajiban Muslim yang satu terhadap Muslim lainnya, salah satunya adalah mengurus jenazahnya, bila ada warga meninggal dunia. Dalam mengurus jenazah, ada empat tahapan yang harus dilakukan, yakni memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan,” papar dia.

Ditambakan Fauzi, sebelum memandikan jenazah, perlu dipersiapkan segala sesuatunya, dan pastikan air yang digunakan harus suci dan mensucikan.

BACA JUGA: Bupati Wonosobo : Warga Dilarang Mudik dan Menerbangkan Balon Udara saat Lebaran

Jika memakai ember air, ditaruh di tempat yang tinggi. Jika memakai selang jangan ditaruh di lantai atau tanah, karena akan terkena najis.

”Sedangkan proses mengafani jenazah bisa di atas meja atau di lantai. Terlebih dahulu siapkan kain kafan untuk laki-laki tiga lembar dan perempuan dua lembar. Apabila kain kafan masih cukup, sebaiknya untuk laki-laki dibuatkan celana dalam/tapih dan sorban,” jelasnya.

Untuk perempuan, sambung dia, perlu dibuatkan celana dalam/tapih, baju kurung dan jilbab. Siapkan tali dalam jumlah ganjil, lima atau tujuh tali. Semua proses mengafani harus dilakukan secara sempurna menurut syariat Islam.

BACA JUGA: Peringatan Hari Kartini ke-142 di Kalikajar Wonosobo Digelar Sederhana

Sebelum menshalati jenazah, tuturnya, disunnahkan untuk melaksanakan pembebasan utang terlebih dahulu bagi jenazah, agar tenang menghadap Allah SWT.

Bagi jenazah laki-laki, papar Fauzi, kepala berada di sebelah kiri (selatan), posisi imam lurus dengan kepala. Sedang untuk perempuan di sebelah kanan (utara), posisi imam lurus dengan pantat.

”Dalam menguburkan jenazah, disunatkan membuat lubang yang kedalamannya sekitar dua meter (sak dedek sak pengawe/berdiri sambil melambaikan tangan tegak ke atas). Setelah jenazah dikuburkan, kemudian ditalkin dan didoakan. Orang yang mentalkin duduk dan lainnya berdiri. Jenazah dimiringkan menghadap kiblat dengan diganjal tanah yang dibuat bulat,” pungkasnya.

Muharno Zarka-Riyan