blank
Foto: dok/ibc

Oleh: Amir Machmud NS

// semua pasti menghadap-Nya// bukankah hanya soal waktu// tapi siapa yang siap mendengar// orang-orang tercinta pergi// ke jauh ruang dan jauh waktu// tak menoleh lagi// tinggal ceritera-ceritera menjejak sunyi// (Sajak “Kematian Sahabat”, 2021)

DAN, sekarang kau yang pergi, Kang Wahono. Tanpa sempat banyak berkisah. Pamitanmu lewat WAG SUARABARU hanya meminta waktu istirahat “agak lama” tidak membuat berita. Kami tak pernah mengira, itu menjadi kata pamitmu yang terakhir…

Dan, sekarang kau yang pergi, sahabatku. Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari lalu menjadi ruap akhir semangatmu. Seperti biasa dari tahun ke tahun, kau selalu total mencurahkan pikiran dan energi dalam memperingati hari besar wartawan Indonesia itu.

Beberapa hari sebelum PWI Kabupaten Blora menggelar resepsi HPN bersama sejumlah mitra kerja, masih tercetus pembicaraan guyon kita, “Kali ini saya tidak hadir ke Blora untuk menengok persemaian pohon jati yang tiga tahun silam kita tanam…”

Ya, di sebuah petak di tepi jalan Blora-Cepu, pohon-pohon jati yang merupakan hasil penyulaman dari sebuah kerja sama Perhutani dengan PWI, ditanam ketika PWI Blora memperingati HPN 2018.

Hampir dalam setiap pembicaraan dengan saya, Kang Wahono menyinggung perkembangan jati-jati itu. Saya ikut menanam salah satunya. Rupanya dia sangat bangga dengan karya kegiatan PWI Blora yang dipimpinnya itu.

Wartawan Ulet
Wahono tipe wartawan yang ulet dalam membangun jejaring dengan para mitra kerja. Coba tanyakanlah kepada para tokoh masyarakat dan stakeholders PWI di Blora, pastilah hampir tidak ada yang tidak mengenalnya. Dengan guyon saya sering mencandai pria berpostur tinggi besar itu, “Sampeyan itu seperti bupati swasta lho di Blora…”

Pergaulan alumni STIK Semarang (kini Stikom) itu memang sangat luas, mulai dari kalangan pemerintahan, polisi, Perhutani, hingga pelaku olahraga. Dia juga dikenal sebagai tokoh cabang olahraga panahan.

Loyalitasnya kepada PWI sebagai organisasi profesi juga luar biasa. Dia sangat concern menjaga eksistensi dan “kehadiran” PWI. Wahono termasuk salah satu ketua PWI kabupaten yang paling rajin berkoordinasi dengan PWI provinsi dan menyampaikan ide-ide kegiatan.

Salah satu kontribusinya yang sangat bermakna adalah penyelenggaraan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang disponsori SKK Migas pada 2016 di Semarang. Dari sejak saya aktif di PWI pada 2015, menyelenggarakan UKW dengan sponsor dari mitra kerja di Blora memang merupakan impiannya.

Berkat penyelenggaraan UKW itulah, PWI Blora menerima penghargaan sebagai salah satu PWI kabupaten yang berprestasi. Award itu dia terima dalam resepsi HPN 2017 Tingkat Jateng di Rembang.

Salah seorang pengurus PWI Blora, Ana bertestimoni, Wahono merupakan partner kerja yang luar biasa. “Susah mencari sosok leader wartawan di Blora yang sekualitas beliau,” ungkapnya.

Dalam sejumlah perbincangan di WAG SUARABARU, Wahono sering terlibat diskusi yang saling menyemangati dengan para wartawan portal berita ini. Dia tak segan-segan memacu rekan-rekan agar berita mereka juga meraih jumlah besar pengunjung.

“Ini lho berita saya bertambah terus viewers-nya. Teman-teman yang lain bagaimana?” celetukan yang “memprovokasi” wartawan lain seperti ini kerap mewarnai hari-hari kerja kami.

Selamat jalan, Kang Wahono. Kita kehilangan sosok yang akrab, suka bersuara keras, dan tak henti memecut semangat kami…

Amir Machmud NS, Ketua PWI Jateng dan Pimpinan Umum SUARABARU.ID