blank
Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga saat bertemu dengan pengungsi Gunung Merapi di Sleman , (Dok Kementerian PPPA),

SLEMAN (SUARABARU.ID) – Setelah dua minggu tinggal di Barak Pengungsian Purwobinangun,  Sleman, DIY, hari ini  (10/2) para pengungsi erupsi Gunung Merapi dibolehkan pulang ke rumahnya masing-masing. Di antara mereka terdapat 136 perempuan dan anak korban terdampak bencana.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga,  hadir di pengungsian untuk melepas mereka kembali ke rumah masing-masing.

Selain itu, untuk memastikan pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak serta kebutuhan spesifik perempuan dan anak terdampak bencana terpenuhi selama di pengungsian.

‘’Kehadiran kami di sini ingin mengetahui dan memastikan pendampingan yang diberikan daerah serta memastikan perempuan dan anak terdampak bencana merasa aman dan nyaman selama di pengungsian, terutama di Pos Ramah Perempuan dan Anak (PRPA),’’ ujarnya.

Menurutnya, selama mengungsi di sini anak-anak tetap memperoleh proses belajar mengajar dan mereka dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan bermain, serta diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif, inovatif dan kreatif. Meski di pengungsian, anak-anak tetap harus belajar.

Pada kunjungan itu Menteri Bintang didampingi Istri Wakil Gubernur DIY, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X, dan Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin.

Pada acara itu Menteri PPPA berterima kasih dan mengapresiasi Pemda Provinsi DIY dan Pemda Kabupaten Sleman, serta dedikasi para relawan yang telah memberikan dukungan dan pendampingan, sehingga para perempuan dan anak terdampak bencana merasa nyaman di pengungsian. Menteri Bintang juga memberikan apresiasi pemerintah daerah dalam menerapkan Standar Operasional  Prosedur (SOP) terkait penyelamatan jika terjadi bencana secara rinci.

‘’Saya berpesan untuk ibu-ibu semua agar tetap waspada, memerhatikan serta melakukan petunjuk SOP terkait penyelamatan jika terjadi bencana. Ibu-ibu bisa beraktivitas kembali dan terkait keamanan juga sudah dikawal oleh pihak terkait,’’ tuturnya.

‘’Selain itu, saya juga berpesan di situasi pandemi ini tetap mengikuti protokol kesehatan dan kita harus saling jaga satu sama lain. Ibu-ibu juga harus tetap semangat berkarya karena ibu-ibu adalah tumpuan anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa,’’ pesan Bintang.

Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun mengatakan, selama mengungsi di sini perempuan dan anak terdampak bencana merasa senang. Ia juga mengimbau agar para warga kembali ke rumah masing-masing dengan tenang, namun tetap waspada dan siaga.

Da menuturkan, para pengungsi merasa senang selama berada di barak pengungsian. Hari ini, kita akan pulang ke rumah masing-masing. Silahkan pulang dengan rasa nyaman, tidak usah takut, karena masih terus kami kawal. Jika saat malam anda merasa takut, boleh mengunjungi SD Sanjaya Tritis sebagai titik kumpul jika terjadi bencana.

Jangan lupa agar Tas Siaga selalu berada di dekat kita. Tas Siaga sangat penting karena kita tidak akan pernah tahu kapan bencana akan terjadi.

‘’Namun, harap Tas Siaga tersebut dibuka ketika benar-benar ada arahan dari pemda setempat. Semuanya bisa menjalankan perannya masing-masing seperti semula namun harus siap, siaga dan waspada,’’ pinta Sri Muslimatun.

Aktivitas Gunung Merapi meningkat sejak November 2020. Saat ini berdasarkan  keterangan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTK) per 8 Februari 2021, status Gunung Merapi berada pada level 3 (siaga).  Jumlah pengungsi di Barak Pengungsian Purwobinangun berjumlah 136 orang, termasuk diantaranya 1 bayi, 7 balita, 31 anak-anak, 2 ibu hamil, 1 ibu menyusui, dan 29 lanjut usia (lansia).

Dalam kunjungannya, Menteri Bintang menyerahkan beberapa paket buku cerita anak, buku tulis, permainan edukasi anak serta paket pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan dan anak.

Paket tersebut di antaranya susu anak di atas usia 2 tahun, diapers, sereal, biskuit dan vitamin (untuk anak), serta samphoo (untuk perempuan). Di PRPA Barak Purwobinangun juga hadir konselor Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) baik pusat dan daerah untuk memberikan dukungan psikososial bagi para pengungsi, dan juga Forum Anak Provinsi DIY dan Forum Anak Kabupaten Sleman.

Saat meninjau lokasi pengungsian, Menteri Bintang juga bermain bersama dan berdialog dengan anak-anak.

 

Doddy Ardjono