blank
Karyawan BPR Jateng mendapatkan pelatihan dalam upaya peningkatan pelayanan kepada nasabahnya di Kantor Pusat dengan pemateri Sukarman, SH. Foto : Ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Semarang yang berlaku sejak 11 Januari 2021, tidak menyurutkan langkah BPR Jateng dalam melayani pelanggan atau nasabahnya.

Banyak upaya dijalankan oleh manajemen, dengan peningkatan SDM (sumber daya manusia) karyawannya dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. Selain juga beberapa program kemudahan-kemudahan lain, sehingga nasabah lancar dalam bertransaksi di BPR yang memiliki 90 karyawan ini.

“Nasabah yang kami layani mayoritas adalah UMKM. Dengan nilai pinjaman rata-rata Rp 40 jutaan. Ada juga yang lebih nilai pinjamannya,” jelas Budiman Wijaya, Direktur BPR Jateng kepada suarabaru.id  di kantornya, Jalan Kartini 11 Semarang.

Dengan melayani 1.400 nasabah, lanjutnya, omzet perusahaan rata-rata mencapai di atas Rp 100 miliar per tahun. Dan tahun lalu, walaupun diterpa pandemi covid-19 hampir setahun, namun BPR Jateng mampu membukukan keuntungan dua kali lipat dari keuntungan yang ditargetkan dalam program kerja berjalan.

“Jika laba tahun kemarin meningkat hampir dua kali lipat. Maka untuk tahun ini, laba kita targetkan sekitar 15 persen dari laba sebelumnya. Sedang untuk perputaran omzet tahun lalu sekitar Rp 112 miliar,” ungkap Budiman.

Oleh sebab itu, disampaikan oleh Budiman, dengan keuntungan yang meningkat dan untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada nasabah, maka tahun depan ditargetkan oleh manajemen, perusahaan yang berdiri sejak 1991 ini, akan membuka kantor cabang baru.

“Perusahaan kami sekarang ada tiga kantor, satu kantor cabang di Grobogan, dua di Semarang. Dan untuk memberikan peningkatan pelayanan kepada nasabah, tahun depan kita targetkan akan membuka kantor cabang baru,” ungkap Budiman.

Sedangkan untuk NPL (Non Performance Loan) atau kredit macet, dikatakan oleh Budiman, walau ada peningkatan karena dampak pandemi yang terjadi di semua sektor, namun masih cukup wajar dan dapat terselesaikan dengan sistem kebijakan manajemen yang diterapkan.

Oleh sebab itu, diharapkan semua masyarakat dapat segera disuntik vaksin, agar kemudian bisa mengembalikan kondisi ekonomi di Indonesia yang sempat terhambat perkembangannya.

“Saya percaya vaksin ini segera di distribusikan ke masyarakat untuk segera disuntikkan. Sehingga ekonomi bisa pulih kembali, daya beli atau kemampuan ekonomi masyarakat kembali normal lagi,” harap Budiman.

Absa-wied