blank

Amir Machmud NS
Masihkah Kita Menghirup Udara yang Sama

yakinkah kau masih menghirup udara yang sama
di ruang kosong yang awan bebas berkencan ke mana
dengan sesiapa yang menyapa dan membiarkannya merdeka

negerimu niscaya tak meragukan cinta
sedangkan ketamakan menjelma polusi
merusak paru-paru melekat runyam menjadi daki hati

yakinkah kita masih mengusung gairah yang sama
di hidup yang kau jaga
dengan ketekunan merawat rasa
padahal suara-suara makin membisingkan jiwa

sesekali lewati sela-sela kepung bising
pasti kau dapati sudut-sudut asing
dengan wajah suasana tak kau kenal

maka bergeraklah berkendara puisi
dengan huruf menggurat diksi
membuihkan narasi
kau bahasakan makna
menyusup lewat jendela yang belum terbuka
tapi siapa berani nyata menyuarakan kegelisahan?

kutengok semua bersijinjit ragu
mengintip di balik tirai kusam
matanya redup ketakutan
menafsir-nafsir masa depan
hendak ke mana negeri ini dihela

dalam bimbang dan ketidakpastian
kutaksir kalian tak yakin
seperti aku yang tak mampu memaksa untuk percaya
terluruhkan manuver-manuver para kurawa
berebut menepis kejernihan udara

yakin pulakah kau masih ada terang di bawah terik?
sengat panas terbakar amarah rakyat
dalam kerut putus asa
otot-otot merekah gusar
dalam wajah-wajah lelah
amuk di nalar gelisah

tak kutemui lagi bening di rumah yang seharusnya amanah
yakinkah kita masih menghirup udara yang sama?
(2020)

Amir Machmud NS
Sunyikah Surga

perih siapakah yang meronta
dibawa sayat luka
dalam lipatan daun pagi
rasa tertikam tak juga kering
dingin membekap cakrawala
kubuang ragu datang bimbang

bau kabut membawa pergi surgaku
melingsir membenam di tepi senyap
sunyikah yang kau tahu tentang swargaloka?

o, sepedih itu jerit melantun
sepagi ini gelisah merumun

luka siapa yang sengaja ditunda
untuk menyemai kegetiran yang sama
dengan perih lukaku?
(2020)

Amir Machmud NS
Sehari ini Sawah, Air, dan Pohon 

sehari ini sawah
tanpa hamparan resah
tak pernah menolak rindu
seperti deru yang menyapu
setulus itu menghijaukan paru-paru

sehari ini air
dalam tawaduk kepada sungai
saling mencumbu tanpa semu
memasrahkan ikhlas birahi
menggemercikkan bening hidup

sehari ini pohon
setia menjaring angin
tanpa mahar apa pun
dia hanya tahu menjaga
dalam sekencang apa pun
siul topan yang membadai.
(2020)

Amir Machmud NS
Di Ruang Ini Kita Berlari

kau hanya berani membeku
di pojok itu
menekuk tubuh dalam kelu
meringkus hari-hari di pekat rindu

masih tersisakah kepekaan
membaca negeri
yang tak memberi rasa membumi
yang tak menjamin napas berembus

di sekat sempit ruang kita berlari
menjauhi resah
makin jauh justru resah kian merekah

cukupkah keberanian
melawan kecewa dan luka
ketika udara tak lagi ramah menyapa
tersekat menjadi milik penguasa
dan mereka yang berdekat-dekat
melingkari dan hanya memuja-muja

di terang ini kita berdiri
menepi dari amuk gelisah
makin menepi justru gelisah kian meruah

kita pun asing di rumah sendiri
cemas terkepung taburan opini
saat kebenaran telah terkuasai
tak berhakkah kita memiliki

di panas udara kita bergegas
menyingkir dari kejar ketakutan
tak perlu ragu kau peluk ketidakpastian.
(2002)