blank
Kepala DKK Jepara, Mudrikatun, S.SiT,MMKes,MH

JEPARA,(SUARABARU.ID) – Sebagai sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran covid-19, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan target pengambilan sampel Virus Transport Media (VTM) untuk pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR).

Target yang diberikan kepada 35 Kabupaten / Kota se Jateng tersebut dilaksanakan minimal 1/ 1000 penduduk dalam waktu selama 1 minggu secara terstruktur, sistematis dan masif. Sedangkan pelaksanaannya dimulai 31 Agustus 2020 – 6 September 2020 yang disebut minggu ke 36. Sebelumnya juga dilakukan pemeriksaan yang sama untuk minggu ke 35 dari  tanggal 24 -30 Agustus 2020.

Karena Jepara memiliki jumlah penduduk 1.275.182 jiwa, maka target pemeriksaan PCR mingguan sebanyak 1.275 orang atau sehari sebanyak  182 orang. Sedangkan untuk tingkat Jawa Tengah terget pemeriksaan PCR adalah 34.944 orang.

Namun dalam dua periode pemeriksaan PCR  Tingkat Jawa Tengah, Jepara menempati ranking rendah. Pada minggu ke 35, Jepara diurutan terakhir atau ranking ke 35  dengan realisasi pemeriksaan 81 orang atau 6 persen. Sedangkan rata-rata pemeriksaan Tingkat Jawa Tengah 34 persen.

Terkait dengan rendahnya pencapaian target pemeriksaan PCR, dalam wawancara khusus SUARABARU.ID dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH,  via WhatsApp, Sabtu malam menjelaskan, bahwa fihaknya tidak bermaksud menggabaikan.

“Jepara sudah lebih awal melakukan  pemeriksaan PCR, sebelum ada target PCR,” ujarnya. Untuk target PCR di kabupaten / kota  lain juga sama,  hampir semua tidak dapat  mengejar target,tambahnya

Bahkan menurut Mudrikatun, jumlah pemeriksaan PCR dari Maret – 4 September 2020 telah mencapai  5.211 orang. Jika di bandingkan dengan  kabupaten lain, Jepara sudah bergerak lebih awal dan  lebih cepat. “Sedangkan kabupaten lain, temuan kasusnya masih sedikit di bandingkan dengan  Jepara,” tambah Mudrikatun.

Ia juga menjelaskan, pemeriksaan PCR tetap jalan sesuai dengan PMK HK 01.07 /MENKES /413 /2020. Namun dilakukan berdasarkan prioriras sesuai di pedoman penanganan covid 19 yang terbaru.

Menurut Mudrikatun, secara epidemiologi temuan kasus meningkat karena memang  di cari dan Jepara termasuk rajin. Penanganan kasus kita optimalkan sehingga sehingga  kasusnya sudah  mulai turun. “Prinsip kami lebih baik di cari di awal dari pada  seperti gunung es,” ujarnya

Maka sekarang sudah saatnya Jepara melakukan pencegahan dan pengendalian secara masif dengan mengutamakan prioritas kasus yang masuk ke kategori suspek atau yang mengarah ke gejala ISPA dan  comorbid. “Jika kemarin kita masuk ke  fase pencarian atau  screening  sambil surveilans, sekarang kita masuk pada fase pencegahan dan  pengendalian.

Karena sudah  masuk fase pencegahan maka dilakukan dengan meningkatkan edukasi secara masif dengan penggerakan, pemberdayaan serta  pengendalian. Kembali lagi pada kesadaran masyarakat. Apakah masyarakat bisa merubah prilaku dari yang tidak biasa menjadi  biasa dengan mencuci tangan, memakai masker dan menghindari kotak langsung.

Sementara terkait dengan target dari provinsi, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jepara,Muh Ali, S.Kep, MMKes, menjelaskan bahwa fihaknya terus mengedukasi masyarakat untuk pencapaian target pemeriksaan PCR. “Edukasi ini penting sebab ada saja warga masyarakat yang  kurang sadar,” ujarnya.

Muh Ali lantas menyampaikan contoh kasus yang terjadi disebuah desa di Kecamatan Kembang. “Ada warga yang  melakukan pemulasaraan jenazah yang harusnya  dilakukan dengan standar pemulasaraan covid. Yang bersangkutan beberapa hari kemudian merasakan pusing, suhu badan naik, dan hilang penciumannya. Namun ketika akan di swab melarikan diri ke sebuah desa di Pecangaan,” ujarnya.

Hadepe