WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Bila tidak segera berakhir, wabah virus corona diprediksi dapat meluas dan berpotensi memberikan dampak negatif yang multidimensional. Seperti dapat berpotensi memicu kemunculan kerusuhan massal, sampai pada migrasi penduduk secara besar-besaran.
Kapolres Wonogiri AKBP Christian Tobing, berupaya memetakan dampak terburuk pandemi Corona Virus Disease (Covid)-19 tersebut, ke dalam skenario tiga eskalasi merah, untuk bahan gelar latihan Tactical Floor Game (TFG) bersama.
Latihan TFG dilaksanakan di pendapa Kabupaten Wonogiri, diikuti oleh semua komponen yang terlibat dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) wabah virus corona Kabupaten Wonogiri.
Baca Juga: Sing Tak Sayang Ilang
Paur Subag Humas Polres Aipda Iwan Sumarsono, Rabu (6/5), menyatakan, kegiatan TFG ini merupakan pelatihan bersama yang diskenario sedemikian rupa. Yakni apabila situasi di wilayah Wonogiri mengalami peningkatkan eskalasi, dan memunculkan terjadinya konflik-sosial, memicu kerusuhan massal, terjadi huru-hara dan obong-obongan.
Ledakan Pasien
Ada tiga skenario eskalasi yang ditampilkan dalam pelatihan TFG yang memanfaatkan lantai pendapa kabupaten. Pertama, skenario eskalasi merah satu, yakni apabila terjadi penyebaran wabah Covid-19 yang semakin cepat dan meluas, sehingga rumah sakit tidak bisa menampung lagi ledakan jumlah pasien.
Skenario eskalasi merah dua, ketika terjadi kepanikan masyarakat karena menipisnya stok bahan pokok, sehingga menimbulkan kerusuhan massal penjarahan toko, sampai tindak anarkis amuk massa melakukan obong-opbongan.
Selanjutnya, skenario eskalasi merah tiga, bila terjadi migrasi penduduk dalam jumlah banyak, menuju wilayah yang subur dan menjanjikan. Yakni wilayah yang memiliki potensi bidang pertanian dan perkebunan yang prospektif dalam penyediaan kecukupan bahan pangan. Juga wilayah yang menjanjikan pengharapan kehidupan bagi produsen yang lebih baik untuk pengembangan sektor home industri.
Dapat Berkepanjangan
Kapolres berharap, wabah virus corona dapat segera berkahir dengan cepat, dan tata kehidupan masyarakat kembali normal. Tapi di luar pengharapan yang optimistis tersebut, tidak menutup kemungkinan wabah penyakit infeksi mematikan tersebut, dapat berlangsung berkepanjangan dan memberikan dampak terburuk dalam penghidupan masyarakat.
Bisa saja, masyarakat menjadi terancam kelaparan karena terjadi kelangkaan bahan pangan. Dalam kondisi lapar, masyarakat mudah termakan isu beredarnya berita bohong atau informasi hoax, dan gampang terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis serta kerusuhan massal.
Dalam latihan TFG tersebut, diskenariokan kemunculkan dampak negatif terburuk, seperti kemunculan demo massa ke Kantor Bupati, yang kemudian bergerak ke pusat perbelanjaan dan perniagaan, pertokoan dan pasar, untuk melakukan penjarahan dan amuk massa melakukan pembakaran.
Kesiapan Personel
Menyikapi hal tersebut, dituntut adanya kesiapsiagaan personel petugas keamanan TNI-Polri bersama aparat terkait, untuk melakukan langkah pencegahan, dan antisipasi guna meredam kerusuhan massal, serta tindakan sigap penyekatan menghalau massa yang berulah.
Dalam TFG tersebut, disimulasikan penangkapan aktor pembuat kerusuhan dan provokatornya, supaya gerakan kerusuhan massal dapat dihentikan, dan upaya untuk mengembalikan situasi menjadi kondusif. ”Pelatihan ini, memberikan gambaran bagaimana peran dan tugas serta tanggungjawab masing-masing pihak, untuk saling bersinergi dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk,” tegas Kapolres.
Melalui pelatihan TFG ini, diharapkan semua instansi mampu bertindak dengan benar, dan mampu mengorganisasikan fungsinya dengan baik. ”Semua mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan situasi keamanan dan ketertiban,” tandas Kapolres.
Untuk menyatukan langkah kebersamaan, perlu diupayakan tentang pentingnya pemahaman bagaimana harus bersikap, ketika menghadapi situasi terburuk. Kepada masyarakat, diserukan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan wabah virus corona.
Bambang Pur