blank
The God Father of Broken Heart, Didi Kempot saat beraksi di atas panggung di Kota Purwodadi beberapa waktu lalu. Foto : Hana Eswe.

USIA tidak ada yang tahu sampai kapan sebab semua itu Tuhan yang punya catatannya. The God Father of Broken Heart, Didi Kempot telah menyapa Tuhan yang sudah memanggilnya pagi ini, pukul 07.30 WIB.

Banyak karya yang sudah diabadikan oleh adik dari Mamiek Prakoso ini. Perjalanan karirnya dimulai dari pengamen jalanan. Hingga akhirnya ia menerbitkan album campursari.
Campursari inilah yang kemudian menjadi salah satu jenis musik yang diminati semua kalangan di Jawa Tengah. Bahkan, tak hanya di Jawa Tengah saja, Didi Kempot juga dikenal hingga seluruh Indonesia bahkan ke luar negeri.

BACA JUGA: Didi Kempot Meninggal di RS Kasih Ibu

Beberapa waktu lalu, tepatnya di awal bulan Maret 2020, sebelum pembatasan sosial terkait pandemi covid-19 diumumkan, Didi Kempot sempat naik di atas panggung di Alun-Alun Kota Purwodadi. Sebagai seorang jurnalis, saya beruntung dapat masuk untuk meliput acara tersebut.

Saat ia masuk ke atas panggung, kharisma Didi Kempot muncul begitu saja. Auranya sebagai penyanyi berbeda dengan penyanyi lainnya. Ia menyapa para fans-nya dan terlihat di lapangan yang luas itu, mereka yang disapa menangis dan meneriakan namanya.

BACA JUGA: Jenazah Didi Kempot Akan Dimakamkan di Ngawi

Jika dilihat, semua lagu-lagu Didi Kempot ini memang bertemakan patah hati. Namun, ia mengemasnya dengan sentuhan yang lain. Sehingga tak jarang mereka yang mendengarkannya langsung baper alias bawa perasaan.

Di tengah booming-nya Youtube sebagai kanal untuk mengekspresikan karya, Didi Kempot kembali hadir. Itu dilihat sejak tahun 2019 lalu. Lagu “Pamer Bojo” meledak dimana-mana. Ditambah, lagu “Kalung Emas”, “Suket Teki”, dan “Tatu”, bahkan “Cidro” jadi trending saat itu.

BACA JUGA : Didi Kempot Meninggal, Ungkapan Duka Menggema di Linimasa Twitter

Lagu “Kangen Nickerie” yang dibawakannya bersama Dorry Harsa juga meledak begitu saja. Pasalnya, saat menggandeng pemain kendang dalam timnya itu. Lagu yang dibikin pria bernama asli Dionisius Prasetyo ini akhirnya membuat hati ambyar di seluruh kalangan.

Sebelum Tuhan memanggilnya, Didi Kempot peduli dengan penyandang disabilitas. Arda, bocah cilik yang merupakan penyandang tuna netra yang pandai menyanyi. Lagu “Suket Teki” pertama ia dendangkan dalam sebuah acara dimana Didi Kempot hadir sebagai bintang tamu.

BACA JUGA : Tersebar, Video Klip Didi Kempot dan Yuni Shara ‘Kapusan Janji’

Di atas panggung, Arda menyanyikan lagu tersebut. Dalam video yang diunggah di Youtube, terlihat Didi Kempot mendengarkan suara emas Arda tersebut.

Beberapa waktu kemudian, Arda diajak masuk ke dapur rekaman dan berduet dengan sang maestro melalui lagu Tatu.

Apa aku salah
Yen aku kandha
Apa Anane..
Wong sing ning sandhingmu
Ben melu krungu piye tenane…

Apa aku salah
Yen aku kandha apa anane
Apa anane…
Ceritane tresno nalika mbiyen
Aku lan kowe…

Syair lagu ini menyimpan beragam makna yang membuat para fans-nya terpana. Bahkan, beberapa diantaranya sudah melakukan cover lagu tersebut. Dan hari ini, 5 Mei 2020, Sang Maestro pergi menghadap Sang Khalik…
Selamat jalan Didi Kempot…
Karyamu selalu kami ingat dan rindukan…

Sewu Kutha Wis Tak Liwati…
Sewu Ati Wis Tak Takoni…
Nanging kabeh padha ra ngerteni..
Lungamu ning endi…
Pirang Tahun..
Anggonku nggoleki…
Seprene..
Durung iso nemoni…

Hana Eswe