blank
Kasi Pelayanan Masyarakat PMI Grobogan, Gesit Kristyawan melakukan pengecekan kesiapan alat penyemprot disinfektan dan tenaga relawan yang akan berangkat bertugas. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) Meski jumlah peralatan terbatas, PMI Kabupaten Grobogan terus menggiatkan penyemprotan disinfektan ke berbagai tempat umum. Hal tersebut diterangkan Kasi Pelayanan Masyarakat PMI Grobogan, Gesit Kristiyawan.

Menurut Gesit, sejak tanggal 17 Maret 2020, PMI Grobogan terus melakukan penyemprotan disinfektan ke berbagai tempat fasilitas umum, yakni kantor-kantor atau instansi yang kerap didatangi masyarakat.

Setiap hari, PMI Grobogan mengajak 15 tenaga relawan melakukan penyemprotan disinfektan.

“Dengan menggunakan alat pelindung diri yang standar dan peralatan penyemprotan yang jumlahnya terbatas, kami berkomitmen melakukan penyemprotan disinfektan ini ke seluruh ruang publik untuk mencegah penyebaran virus corona ini, ” jelas Gesit, sapaan akrabnya, Jumat (27/3/2020).

Selain melakukan penyemprotan disinfektan, PMI Grobogan juga menyosialisasikan kepada masyarakat untuk melakukan penyemprotan secara mandiri. Tidak hanya itu, sosialisasi cuci tangan dan menghindari kerumunan serta menjaga jarak dalam suatu perkumpulan juga dipaparkan kepada masyarakat.

“Kita sudah melakukan penyemprotan disinfektan ke banyak titik. Baik yang dilakukan secara mandiri maupun bersama tim gabungan seperti BPBD Grobogan, Damkar Grobogan, personel TNI dan Polri, serta Dishub Grobogan,” kata Gesit.

APD Jas Hujan

blank
PMI Grobogan menyosialisasikan penyemprotan disinfektan secara mandiri kepada masyarakat dengan berbagi cara pembuatan cairan disinfektan ini kepada masyarakat/ Foto : Hana Eswe.

Para relawan yang tergabung dalam PMI Grobogan ini menggunakan APD berupa helm, jas hujan, masker dan sepatu boot dalam menjalankan tugasnya. Menurut Gesit, satu dari APD tersebut yakni jas hujan dipergunakan para relawan, sebab pihaknya belum bisa memasok APD yang standar.

“Jadi, para relawan sudah menggunakan masker standar, pakai jas hujan sebab belum memiliki pakaian khusus yang dipergunakan untuk melindungi diri dari bahan kimia, pakai sarung tangan panjang serta sepatu boot,” ujar Gesit.

Salah satu relawan, Choilul Wahab mengatakan, dirinya merasa terpanggil menjadi tenaga relawan untuk penyemprotan disinfektan ini. Menurut dia, jiwa sosialnya menjadi alasan ia memilih melakukan kegiatan bersama PMI dibandingkan diam di rumah.

“Orang tua sudah mendukung daripada nganggur di rumah. Terpenting, selama bertugas kondisi kesehatan kita juga baik, menggunakan APD sesuai anjuran selama masa bertugas, “jelas Choilul.

Dua Kali

PMI Grobogan juga berbagi cara pembuatan disinfektan secara mandiri kepada masyarakat. Dengan harapan, mereka dapat menyemprotkan disinfektan sendiri di rumah minimal dua kali sehari. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat dan SDM yang membuat PMI Grobogan belum dapat merambah di wilayah perkampungan.

“Kita juga memberikan cara untuk membuat disinfektan sendiri dengan harapan masyarakat dapat melakukannya sendiri di lingkungan mereka. Kita tetap mengimbau sesuai dengan anjuran pemerintah, harus dipahami.”

“Masyarakat diharap bersedia melakukan kegiatan-kegiatan tetap memperhatikan prosedur kesehatan, seperti cuci tangan. Dan jika ada keluhan batuk pilek sesak nafas panas tinggi bisa memeriksa kesehatannya di fasilitas kesehatan terdekat atau puskesmas setempat,” pungkasnya.

Hana Eswe-Wahyu