blank
Ketua YM3SK Nadjib Hasan. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID)  – Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM2SK) akan menggelar sebuah acara kolosal untuk memperingati Ta’sis (hari jadi) Menara Kudus yang diyakini jatuh pada 19 Rajab atau bertepatan dengan 14 Maret 2020 mendatang. Peringatan ini sebagai upaya kultural untuk meluruskan kembali sejarah Hari Jadi Kudus.

Sebagaimana diketahui, selama ini Hari Jadi Kudus diperingati setiap 23 September. Penetapan Hari Jadi tersebut telah ditetapkan di era Bupati Kudus Sudarsono di tahun 90 an.

Namun, dengan mengacu pada prasasti di atas Mihrab Masjid Menara Kudus, masjid al-Aqsha Menara Kudus ternyata diketahui berdiri pada hari Selasa Legi, 19 Rajab 956 H, bertepatan dengan 23 Agustus 1549 Tarikh Umum.

Sementara, Ketua YM2SK, Em Nadjib Hasan menyatakan peringatan Ta’sis Menara Kudus ini nanti akan menjadi agenda tahunan selain prosesi Buka Luwur yang digelar setiap bulan Muharram. Ta’sis atau proses berdirinya Menara Kudus, ditunjukkan melalui artefak candra sengkala yang ada di dalam masjid yang disimpulkan jatuh pada 19 Rajab tahun 956 H.

“Perayaan ini juga sebagai sosialisasi tentang prasasti, baik teks dan konteksnya, sebagai pelurusan sejarah pendirian masjid al-Aqsha dan “negeri” Kudus, yang hingga kini belum sama dengan Perda Hari Jadi Kudus,” ujarnya saat jumpa pers, Senin (9/3) sore.

Namun demikian, pelurusan tersebut tidak akan mengulik pada tataran birokrasi berupa perubahan perda. Perayaan Ta’sis Masjid al-Aqsha akan hadir hanya untuk meneguhkan kembali kearifan Menara Kudus untuk kedamaian multi etnis multi religi dengan wisdom masing-masing.

“Warga akan berkumpul, menyatu dan membaur dalam Pasar Kuliner Jadul, Terbangan Kolosal, Pasamuan Ta’sis, Kirab Banyu Penguripan, Penanaman Pohon dan Muhibah International Menara Berselawat,”katanya.

Ia mengatakan, tujuan lain adalah untuk menggali instrumen penggerak budaya berupa air dan makanan, termasuk situasi sosial-politik saat didirikannya “negeri” Kudus. Sebagai upaya refleksi, untuk senantiasa mempertahankan “negeri” Kudus tetap pada “khiththah”nya.

“Sayyid Ja’far Shadiq Sunan Kudus senyatanya sukses menancapkan ruh persaudaraan antaragama, antaretnis dan antarmanusia. Menara Kudus adalah saksi sejarah betapa perbedaan suku, agama, ras dan status sosial bukan untuk dibeda-bedakan, apalagi untuk dipertentangkan, tapi untuk dipertemukan dan di-tunggal ika-kan,” jelasnya.

Banyu Panguripan

Sementara itu, pada rangkaian Ta’sis Masjid al-Aqsha dibuka secara resmi pada Selasa (10/3) di Panggung Utama Menara. Kemudian juga ada, Pasar Kuliner Jadul akan dilangsungkan selama 4 hari, 15-19 Rajab 1441 H / 10-13 Maret 2020 TU pukul 09.00-22.00 di jalan Menara. Khataman al-Qur’an akan dilaksanakan sebanyak 19 kali khataman Putra dan 19 Kali Khataman Putri dan akan melibatkan seluruh pondok pesantren Tahfidh se-Kabupaten Kudus.

Acara ini akan dilaksanakan pada malam Rabu Legi, 16 Rajab 1441 H/10 Maret 2020 TU di Panggung Utama, Masjid dan Makam Sunan Kudus.

Setelah khataman, acara dilanjutkan dengan pembacaan Qasidah al-Barzanji dengan lagu khas Menara Kudus.

Satu diantara rangkaian acara yang menarik adalah Kirab Banyu Penguripan. Akan ada ritual penyatuan air dari 19 sumber mata air yang tersebar di penjuru Kudus dengan air dari sumur panguripan yang merupakan mata air di bawah Menara Kudus.

“Masing-masing air dari mata air se Kudus akan dikirab dari Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus dan berakhir di Masjid Menara Kudus untuk disatukan dengan air dari sumur panguripan,”katanya.

Di akhir rangkaian acara, ada pula Muhibah International Menara Bersholawat yang akan mendatangkan Grup Hadrah Ar-Ridlwan al-Marashli dari Mesir. Grup Hadrah dari Timur Tengah ini bakal berkolaborasi dengan seniman Rebana Ahbabul Musthofa Kudus.

Sebagai Muhibah International, akan dilantunkan shalawat dengan berbagai versi dari yang lokal sampai internasional. Acara ini akan dilaksanakan pada Malam Sabtu Wage, 19 Rajab 1441 H/13 Maret 2020 TU.

Tm-Ab