Oleh : Siti Nurhidayah
Banyak yang mengingat tanggal 21 April identik dengan kelahiran R.A Kartini, putri Jepara yang demikian luar biasa perannya dalam memajukan peradaban bangsa. Bahkan beliau telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan menjadi sosok inspiratif banyak perempuan, Bukan saja di Indonesia tetapi di dunia.
Karena itu banyak yang dilakukan untuk memperingati hari lahir beliau. Dari sekadar memakai pakaian kebaya, lomba-lomba keperempuanan sampai renungan menggali ide gagasan beliau.
“Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja melainkan juga sebagai pendidik budi pekerti,” kalimat R.A Kartini dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang ini bisa menjadi salah satu bahan renungan seorang guru.
Kalimat yang disampaikan beliau sekitar tahun 1900 an ini ternyata masih relevan sampai sekarang. Di zaman milenial seorang guru tidak hanya dituntut mentransfer ilmu sesuai skillnya tetapi juga harus mampu mendidik siswanya dalam hal budi pekerti luhur.
Penanaman karakter baik bukan hanya menjadi tugas guru Agama tetapi tugas semua guru mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Pada kurikulum 2013 ada pencanangan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPPK) dan pada Kurikulum Merdeka ini digaungkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), kedua hal ini bermuara pada terciptanya siswa yang berbudi luhur.
Sungguh ada sinergi antara kalimat bijak R.A Kartini dengan kurikulum pendidikan kita saat ini. Dan jika diterapkan secara maksimal akan lahirlah siswa-siswa yang tidak hanya pandai Ilmu Pengetahuan tetapi juga berbudi pekerti luhur.
Penulids adalah guru SMP Muhammadiyah Keling