Lokalisasi Gambilangu Resmi Ditutup, Jawa Bebas Prostitusi
Lokalisasi Rowosari, Sumberejo (Gambilangu) menjadi kawasan prostitusi terakhir di pulau Jawa yang ditutup dalam program Indonesia Bebas Prostitusi, Selasa (19/11/2019). (foto: hery priyono)

SEMARANG – Lokalisasi Rowosari (Gambilangu/GBL) Semarang, resmi ditutup, Selasa (19/11/2019). Kawasan prostitusi di Kecamatan Tugu, Mangkang Kulon tersebut menyusul Lokalisasi Argorejo (Sunan Kuning/SK) yang ditutup sejak 18 Oktober lalu.

Direktur Rehabilitasi Sosial, Tuna Susila dan Korban Perdagangan Orang (RTS & KPO) Kemensos Waskito Budi Kusumo saat acara penutupan di loby gedung Terminal Mangkang mengatakan, penutupan GBL ini merupakan yang ke-162 dari total 169 lokalisasi di Indonesia.

“Kami memberikan bantuan total Rp1,3 miliar bagi penerima manfaat di dua tempat, 126 Semarang dan 100 Kendal. Butuh mindset dan keberanian untuk berubah, ini titik nol perubahan yang besar, mulailah melatih kehidupan yang lebih baik,” katanya.

BACA JUGA : Lokalisasi Sunan Kuning Resmi Ditutup

Dengan penutupan GBL, Waskito menyatakan bahwa pulau Jawa kini bebas dari prostitusi. Hal ini menurutnya merupakan tindak lanjut dari program pemerintah Indonesia Bebas Prostitusi 2019 dengan menutup seluruh lokalisasi di seluruh Indonesia.

“Kalau yang di Jawa ini (GBL) yang terakhir, yang berikutnya nanti akan ditutup seperti lokalisasi di Ambon, Sumatera Utara, Belitung, Palangkaraya, Timika dan beberapa daerah lainnya sampai akhir tahun ditutup,” katanya.

Lokalisasi Gambilangu Resmi Ditutup, Jawa Bebas Prostitusi
(foto: hery priyono)

Dalam acara penutupan tersebut, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mewakili Wali Kota Semarang dalam sambutannya mengatakan kedepannya di bekas lokalisasi tersebut akan dimanfaatkan menjadi tempat yang produktif sehingga bisa memberi manfaat.

“Kami tidak tinggal diam, pemkot berkomitmen membuat tempat lokalisasi ini menjadi tempat yang bagus, produktif, dan bermanfaat. Apalagi disekitar sini ada taman satwa, terminal, kawasan khusus pabrik, tempat ini sangat potensial strategis untuk dikembangkan,” katanya.

Menurut wakil wali kota yang biasa disapa Mbak Ita ini, untuk pengembangan kawasan bekas lokalisasi tersebut sepenuhnya nanti akan melalui kajian yang dilakukan oleh Tim 9 yang berisi sejumlah OPD dan stakeholder terkait.

BACA JUGA : Sunan Kuning Bakal Dijadikan Islamic Centre

Sementara itu, Bupati Kendal Mirna Anissa yang turut hadir dalam penutupan tersebut dalam sambutannya memberikan motivasi kepada para bekas penghuni lokalisasi (WPS) untuk senantiasa memperbaiki diri. Dirinya mendorong para WPS untuk menjalani kehidupan baru yang lebih baik lagi.

“Mbak-mbaknya orang hebat semua, mereka hadir kesini dengan keberanian. Saya yakin mereka pulang dari sini akan jadi orang yang bermanfaat. Terus berjuang dan memperbaiki diri, ayo bareng-bareng memperbaiki kualitas diri,” katanya. (suarabaru.id)