blank
Bencana puting beliung, melanda dua kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Yakni di Kecamatan Sidoharjo dan Kismantoro. Ikut menyebabkan gerobak dorong dan tenda milik PKL di depan Pasar Sidoharjo rusak.

PACITAN – Gempa bumi menggoncang Kabupaten Pacitan, Jatim, yang getarannya terasa pula ke wilayah perbatasan Kabupaten Wonogiri, Jateng. Sementara itu, Jumat sore (8/11), bencana puting beliung, melanda dua wilayah kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Yakni wilayah Kecamatan Sidoharjo dan Kecamatan Kismantoro.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, semalam menyatakan, bencana alam puting beliung datang bersamaan dengan hujan yang turun dengan intensitas sedang. Kejadiannya berlangsung Jumat sore (8/11) pukul 16.00.

”Tidak ada korban jiwa,” jelas Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto. Di Kecamatan Kismantoro, bencana angin pusar disertai hujan tersebut, menerjang Desa Ngroto. Dampaknya, merobohkan tenda (tratak) di Lapangan Ngroto roboh. Pada hal, tenda tersebut didirikan untuk keperluan ajang pagelaran wayang kulit. Warga, pamong desa dan relawan peduli bencana dari kecamatan, segera melakukan perbaikan untuk mendirikan tenda yang roboh.

Di Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, puting beliung menerjang wilayah Kelurahan Sidoharjo Kota. Pusaran angin kencang disertai hujan ini, melanda area terminal nonbus dan halaman depan Pasar Sidoharjo. Menyebabkan atap bangunan kios pertokoan di terminal mengalami kerusakan. Kerusakan juga menimpa gedung Balai Kelurahan Sidoharjo, dan merusak setidak-tidaknya tiga tenda milik Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di depan Pasar Sidoharjo. Kuatnya terjangan angin pusar tersebut, merobohkan pula gerobak-gerobak dorong milik PKL dan memporak-porandakan tempat jualan mereka.

Bangunan saluran irigasi di Dusun Wates, Desa Mojoreno, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, juga dilaporkan mengalami kerusakan. Ini dipicu oleh erosi akibat kuatnya aliran air dari limpahan hujan yang turun. Tiga pohon juga tumbang dan mengenai jaringan listrik di Lingkungan Bakalan Kulon, dan sebuah pohon roboh di Lingkungan Keron Lor, Kelurahan dan Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri.

Papan nama yang terpasang di gapura masuk Kantor Kecamatan Sidoharjo, juga mengalami kerusakan. Kerusakan juga terjadi pada saluran pembuangan air di RT 3/RW 6, karena diterjang limpahan aire hujan. ”Menyikapi ini, kami telah berkoordinasi dengan PLN untuk segera melakukan pembenahan pada jaringan listri yang rusak karena tertimpa pohon,” tegas Bambang Haryanto sembari menambahkan bahwa untuk penanganan lanjut akan dilaksanakan besok pagi (Sabtu Tanggal 9 Nopember 2019).

Sementara itu, gempa bumi yang menggoncang Kabupaten Pacitan, Jatim, berlangsung Kamis malam (7/11) pukul 21.27,14. Guncangannya terasa pula sampai wilayah Glonggong di Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, Jateng, yang merupakan tapal batas dengan Kabupaten Pacitan.

Daryono dari Badan Metereologi Klimatologi Geofisika (BMKG), menginformasikan lewat webset @infopacitan, gempa bumi tektonik itu memiliki Magnitudo M=3,1. Episenter, terletak pada koordinat -8,23 LS dan 111,13 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km arah tenggara Kota Pacitan, pada kedalaman 11 km.

Guncangan gempa bumi tektonik ini, dirasakan di wilayah Pacitan Kota, Kebon Agung, dan Tamperan, dalam skala Intensitas II-III MMI. Yang getarannya dirasakan nyata oleh warga, karena guncangannya cukup kuat, dan menjadikan warga menjadi panik untuk berlarian keluar rumah, sebagai upaya menyelamatkan diri.

Ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa itu merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake), akibat dari adanya aktivitas sesar aktif.  Yakni di sesar geser Grindulu, Pacitan, yang terbentuk pada zaman kwarter, berorientasi timurlaut-baratdaya dan kondisinya masih aktif.

Hasil monitoring BMKG hingga Jumat pagi (8/11) belum ada aktivitas gempa susulan. Kepada masyarakat, diimbau agar tetap tenang dan waspada, terlebih lagi hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak dari adanya gempa tersebut.

suarabaru.id/Bambang Pur