blank
Dampak dari adanya gerak patahan batuan bawah tanah, menimbulkan bencana tanah ambles membentuk lubang perut bumi.(suarabaru.id/bp)
WONOGIRI – Bencana tanah ambles yang di[icu oleh terjadinya gerak patahan batuan bawah tanah, terjadi di Dusun Tambak RT 1/RW 2, Desa Tlogpsari, Kecamatan Giritontro (60 Kilometer arah selatan Kota Wonogiri). Tanah ambles ini, meninggalkan lobang perut bumi berdiameter 1 Meter dengan kedalaman 30 Meter, dan diperkirakan membentuk pula belokan yang mengarah ke bawah bangunan rumah milik warga.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, bencana tanah ambles yang membentuk lubang perut bumi tersebut terjadi Kamis pagi (15/11). Kejadiannya diketahui secara tidak sengaja oleh warga pada pukul 05.30, yang kemudian dilaporkan ke pamong desa dan diteruskan ke Camat Giritontro, Joko Waluyo. Tidak ada korban jiwa dalam bencana tanah ambles ini.

Hasil penyelidikan sementara ke lokasi, menemukan tanah ambles tersebut terjadi akibat adanya gerak patahan batuan bawah tanah yang berlokasi di samping bangunan rumah milik Kemin di RT 1/RW 2 Dusun Tambak, Desa Tlogosari, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri. Arah lubang perut bumi yang tercipta oleh gerak patahan batuan bawah tanah yang ambles tersebut, mengarah ke bawah bangunan rumah hunian milik Kemin. Ini diprediksikan dapat berdampak membahayakan bagi penghuni rumah, manakala gerak patahannya berlanjut dan meluas.

Guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, penghuni rumah yang berjumlah tiga jiwa, kini diungsikan ke rumah keluarga terdekat. Bersamaan itu, dilakukan kerja bakti warga, untuk mengalihkan aliran limpahan air hujan, agar tidak masuk ke lubang ambles tersebut. dan berupaya menutup bagian permukaan lubang ambles. Tujuannya, untuk menghindarkan terjadinya gerak patahan lanjutan, yang dapat emicu volume ambles berangsur melebar.

”Dari BPBD juga telah memberikan bantuan logistik, dan berupaya melakukan tindakan penanganan di lokasi kejadian. Kejadian ini juga telah dilaporkan ke BPBD Provoinsi Jateng,” tegas Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Jumat (16/11). Bersama itu, melalui surat Bupati Wonogiri, meminta agar ada kajian teknis dari pihak PVMG (Pusat Vulkanologi Metereologi Geofisika) Badan Geologi Bandung, guna tindakan mitigasi.(suarabaru.id/bp)