blank
Dengan membawa derigen, ember, dan wadah lainnya, warga Kalen, Kecamatan Kedungtuban, Blora, berebut mendapat jatah air bantuan Kagama. (Foto : SB/Wahono)

BLORA – Hujan turun beberapa kali di sejumlah wilayah di Blora. Namun warga yang sambat kesulitan air bersih masih juga meluas di 145 desa, antara lain dialami warga di Kecamatan Sambong, Kedungtuban dan Cepu.

Melihat kondisi itu, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada  (Kagama) Yogyakarta, Cabang Blora, Jawa Tengah, Minggu (1/9/2019), mengirim bantuan air untuk warga di wilayah Menggung, Kecamatan Cepu.

Sehari sebelumnya, Sabtu (31/9/2019), Kagama telah dorping air bersih untuk warga Kalen, Kecamatan Kedungtuban, Blora. Disusul Selasa (2/9/2/2019) besok, kirim ke Desa Sambong, Kecamatan Sambong.

“Tahap pertama mengirim bantuan air ke desa-desa di Kecamatan Cepu, Sambong, dan Kedungtuban, besok disusul tahap kedua,” jelas Ketua Pencab Kagama Kabupaten Blora, Gundala Wijasena.

Musim kering (kemarau) seperti saat ini, air bersih menjadi barang  langka untuk warga desa yang kekeringan. Begitu truk air datang, ratusan warga Menggung berdatangan antri berebut air bersih.

Pemandangan yang sama juga terjadi daerah keturunan Samin di Kalen, Kecamatan Kudungtuban, Blora. Aksi sosial Kagama, sangat membantu warga yang kekurangan air dari dampak musim kemarau.

Di 145 Desa

Kali ini bantuan  air dikirim ke enam titik, yakni lokasi yang sebelumnya sudah di survei oleh tim Kagama terhadap kondisi warga desa, dan masyarakat benar-benar membutuhkan bantuan air bersih.

Surati (55), warga Mengung, Kecamatan Cepu, mengaku senang dengan droping air dari Kagama Blora, setelah bersama dua anaknya berhasil mendapat bantuan air 11 derigen (jerigen) plastik.

Diperoleh informasi dari BPBD setempat, bencana alam kekeringan di Kabupaten Blora semakin meluas, jika pada awal awal Agustus 2019 mengancam warga di 136 desa di 13 kecamatan dari 16 yang ada.

Masuk awal September 2019 bertambah menjadi 145 desa di 14 kecamatan yang warganya kesulitan air bersih dari dampak musim kering. Droping air bersih terus bergerak setiap hari.

Data dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat,  Sunanta, saat ini ada sekitar 120.856 kepala keluarga (KK) di 145 Desa mengalami kekurangan air bersih, dengan luas terdampak 854,175 km2.

“Kami terus bergerak mengirim air bersih ke desa-desa, baik air bantuan Pemkab maupun para pihak, seperti dari Kagama,” kata mantan Camat Ngawen, Blora.

Suarabaru.id/Wahono