JAKARTA (SUARABARU.ID) – Sampai saat ini pasien terkonfirmasi pandemi virus corona baru (COVID-19) sudah melebihi 300.000 kasus di seluruh dunia.
Sejak Jumat, 20 Maret 2020, Italia menjadi negara dengan dampak terburuk, Pemerintah Italia sudah mengonfirmasi sebanyak 53.578 warga negaranya terinfeksi COVID-19.
Dikutip dari website resmi Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, kematian di seluruh dunia melonjak melebihi angka 12.000 pada Minggu, 22 Maret 2020.
Dikutip dari laman Aljazeera, pada Minggu, 22 Maret 2020, Italia mengumumkan ada sebanyak 793 kematian baru akibat COVID-19.
Jumlah total kematian pasien COVID-19 di Italia hingga kini sudah melebih jumlah kematian di Tiongkok, yaitu mencapai 4.825 kematian.
Jumlah kematian di Spanyol juga meningkat menjadi sebanyak 1.378 kematian.
Sementara itu di Iran, jumlah kematian mencapai lebih dari 1.500 kematian.
Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca mengonfirmasi, dalam 24 jam terakhir, sebanyak 2.953 tes telah dilakukan kepada warga negaranya.
Hasil tes tersebut memperlihatkan, penduduk yang terinfeksi di Turki melonjak hingga mencapai 947 penduduk.
Kemudian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, telah menerima uji diagnostik COVID-19 pertama dengan menggunakan rapid test.
Di Amerika Serikat, rapid test memakan waktu selama 45 menit, kemudian sampel dari rapid test tersebut terlebih dahulu akan dimasukan ke dalam laboratorium.
Setelah itu, butuh berhari-hari untuk mengetahui hasil rapid test, apakah pasien terinfeksi atau tidak.
Pemerintah Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa negaranya akan mulai menggunakan rapid test terutama di rumah sakit dan ruang gawat darurat.
Selanjutnya, Pemerintah Belanda mengklaim akan menghentikan semua penerbangan dari Spanyol ke Belanda hingga setidaknya 4 April 2020 mendatang.
Kemudian dari Prancis, pemerintah setempat mencatat 112 kematian baru akibat COVID-19 pada Sabtu, 22 Maret 2020 sehingga menjadikan total kematian di Prancis mencapai 562 kasus.
Pemerintah Prancis juga menyatakan ada sekitar 1.525 pasien dari total 14.459 yang mengalami kondisi kritis.
Sebagian besar dari pasien yang kritis adalah orang berusia di bawah 60 tahun.
Selanjutnya dari Inggris, total kematian menjadi 220, dengan rata-rata usia 41 hingga 94 tahun.
PR-Wahyu