WONOSOBO – Sebanyak 2.855 santriwan-santriwati Pondok Pesantren (PP) Al Mubaarok Manggisan Kelurahan Mudal Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Sabtu (17/8) pagi, mengikuti upacara peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI.
Upacara bendera digelar di halaman pesantren setempat. Tampak ribuan santri dengan mengenakan seragam khas santri, bersarung, berbaju putih lengan panjang, bersarung dan berpeci bagi santri laki-laki dan berjilbab bagi santri putri, berbaris rapi.
Semua petugas upacara, dari pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka), pembaca teks proklamasi, Pancasila dan UUD 45 serta komandan upacara dilakukan oleh santri. Sedangkan inspektur upacara Lettu Salman dari Kodim 0707/Wonosobo.
Rangkaian upacara Kemerdekaan RI dimula sejak pukul 08.00 hingga selesai jam 09.15 WIB. Sejak pagi semua santri sudah berkumpul di halaman pesantren untuk mempersiapkan upacara. Upacara berjalan lancar, tertib dan khikmat.
Sebelum upacara digelar, santriwan dan santriwati, yang mendapat mandat sebagai petugas upacara melakukan latihan selama beberapa hari. Latihan dilakukan agar upacara berjalan sempurna dan sukses. Bendera merah putih berkibar dengan baik.
Selain diikuti seluruh santriwan dan santriwati, upacara HUT ke-74 Kemerdekaan RI juga diikuti semua pengasuh, dewan guru dan pengurus PP Al Mubaarok Manggisan. Mereka berbaris rapi hingga memenuhi hampir seluruh halaman pesantren yang cukup luas itu.
Jiwa Nasionalisme
Pengasuh PP Al Mubaarok Manggisan KH Nur Hidayatullah mengatakan setiap tahun santri selalu mengadakan upacara 17 Agustus. Semua santri, pengasuh, dewan guru dan pengurus pesantren tanpa kecuali, wajib mengikuti upacara hari Kemerdekaan RI tersebut.
“Upacara hari Kemerdekaan RI ini sebagai wujud menanamkan nilai-nilai nasionalisme bagi para santriwan dan santriwati. Bagi santri Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati,” katanya.
Apalagi, sebut KH Nur Hidayatullah, kemerdekaan ini tidak hanya diraih dan diperjuangkan oleh Pahlawan Nasionalis tapi juga oleh kalangan Kiai, Ulama dan Santri. Pesantren dengan gigih, tetesan darah dan air mata ikut merebut Kemerdekaan RI.
“Karena itu, guna mengenang jasa para Pahlawan, Kiai, Ulama dan Santri dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI, kini santri perlu menggelar upacara pengibaran bendera merah putih setiap tanggal 17 Agustus,” tandasnya.
Melalui amanat kemerdekaannya, inspektur upacara Lettu Salman mengatakan dalam mengisi kemerdekaan santri perlu ikut meningkatkan persatuan, kesatuan dan patriotisme di mana pun berada. Santri bisa menjadi garda terdepan dalam ikut mempertahankan NKRI.
“Kalangan pondok pesantren menjadi elemen strategis dalam ikut merawat ke-Indonesiaan. Ilmu agama Islam yang disemai di pesantren sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam mempertahankan persatuan, kesatuan dan patriotisme,” pungkasnya.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka