blank
Ganjar (kanan) saat menerima piagam penghargaan dari Kepala Arsip Nasional RI, Imam Gunarto, Kamis (29/12/2022). Foto: hms

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Indonesia bisa memengaruhi dunia. Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menerima Kepala Arsip Nasional RI, Imam Gunarto, di rumah dinasnya, Puri Gedeh, Semarang, Kamis (29/12/2022).

Kehadiran Imam Gunarto itu, sekaligus untuk menyerahkan sertifikat pengakuan UNESCO, pada Kearsipan Pusat Rehabilitasi Centrum (RC), Dr Soeharso atau yang sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit Ortopedi Dr Soeharso.

Pada kesempatan itu, Ganjar menyinggung mengenai apa yang dilakukan dr Soeharso di masa perang, usai kemerdekaan. Akibat perang, banyak korban berjatuhan. Ada yang terluka hingga kehilangan nyawa. Hal itulah yang turut berpengaruh pada pendirian RC pertama di Indonesia, bagi penderita cacat yang dirintis dr Soeharso.

BACA JUGA: Panwascam Sosialisasikan Pendaftaran PPL di 177 Kantor Kelurahan di Kota Semarang

Sebelum, adanya RC yang dirintis Soeharso, bantuan yang diterima penderita cacat sama dengan mereka yang mengalami luka biasa. Padahal penderita cacat punya persoalan lebih, dan butuh bantuan berbeda dibandingkan mereka yang hanya terluka.

Keberadaan RC pun memberi harapan hidup baru bagi penderita cacat, tidak hanya dari sisi medis, tapi juga harapan, agar mereka kembali hidup normal di tengah masyarakat.

Capaian pengakuan dari Unesco itu, ucap Ganjar, tak lepas dari arsip yang tercatat dengan baik. Dengan pengarsipan yang bagus, maka sesuatu yang punya nilai kemanusiaan, pengetahuan, lingkungan dan lain sebagainya, bisa ditunjukkan pada dunia.

BACA JUGA: Taj Yasin Minta Kader PMII jadi Pelopor Gerakan Perubahan untuk Generasi Emas 2045

Oleh karena itu, Ganjar mendorong Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, mulai untuk mengumpulkan dan memelihara cerita, sejarah, dan nilai dari budaya hingga tokoh di Jateng.

”Kita masih punya kalau kita bicara orang bikin keris. Kemudian kita dokumentasikan, orang bikin batik kita dokumentasikan, atau sejarah tentang RA Kartini,” ucapnya.

Mengenai Kartini, Ganjar menceritakan pengalamannya, saat berkunjung ke museum di negara Belanda. Di musuem itu, terdapat ruangan khusus yang didedikasikan untuk RA Kartini.

BACA JUGA: Telaga Menjer Wonosobo: Menyeimbangkan Pariwisata dengan Kelestarian Alam

”Kartini menuliskan buku legend, Habis Gelap Terbitlah Terang. Itu emansipasi dan kelasnya dunia,” ungkap Ganjar.

Untuk itu, Ganjar mendorong agar cerita ketokohan Kartini diarsipkan dengan baik. Jika sudah diarsipkan dengan baik, lalu disampaikan pada Unesco, tentunya cerita mengenai semangat emansipasi yang digelorakan Kartini, tidak hanya akan menginspirasi perempuan Indonesia, namun juga dunia.

”Ada banyak sejarah yang tidak boleh hilang, dan manusia harus tahu. Karena ini perjalanan peradaban manusia,” ujar Ganjar.

BACA JUGA: KA Panoramic Diupayakan Melintas di Wilayah Jateng

Sementara itu, Imam menjelaskan, Kearsipan Pusat Rehabilitasi Centrum Dr Soeharso dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jateng, mendapatkan vote dari 25 negara. Kepala ANRI ini menambahkan, nilai kemanusiaan menjadi alasan dari 25 negara itu untuk memilih kearsipan dari Jateng.

Menurutnya, nilai arsip Soeharso itu memanusiakan manusia yang cacat akibat perang. Mereka yang cacat bisa kembali bergairah menjalani hidup lebih baik.

”Ini pertama dari Jateng sendiri. Ini betul-betul perjuangan teman-teman kearsipan di Jateng, di bawah pimpinan Gubernur Ganjar, bisa memperoleh pengakuan UNESCO, untuk arsip Rehabilitasi Centrum Dr Soeharso,” jelas Imam.

Riyan