EKSPRESI Saifulloh (45) berseri-seri, setiap kali menyusur komplek perumahan di RT 5/RW 4, Desa Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Maklum impiannya untuk memiliki rumah yang layak huni, kini bisa terealisasi.
Ya, Saifulloh sudah 12 tahun menjadi ‘kontraktor’ alias pengontrak rumah. Saat itu finansialnya tak mencukupi untuk membeli rumah. Namun saat ada bantuan ‘Tuku Lemah Oleh Omah’ (Beli Tanah Dapat Rumah), yang diinisiasi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, melalui Dinas Perumahan Rakhyat dan Kawasan Pemukiman (Disperakim) Jateng, dia bersama rekan-rekannya, bisa merasakan kebahagiaan punya rumah.
”Saya senang dan bersyukur. Harapan saya punya rumah sendiri bisa terwujud. Ini tak lepas dari bantuan Pemprov Jateng dan Pemkab Brebes. Apalagi di sini, ada komunitas Paguyangan Bersemi, sebagai ikon di perumahan ini,” kata Ketua Komunitas Paguyangan Bersemi itu.
BACA JUGA: Pelurusan Sejarah Nasional Penting untuk Dilakukan
Dia bercerita, ada 30 rumah bantuan yang diperuntukkan bagi anggotanya yang bermata pencaharian sebagai sopir, buruh dan pedagang. Bantuan itu terdiri dari 21 rumah di tahun 2021, dan sembilan rumah lagi pada 2022, yang sudah selesai pembangunannya.
Saifulloh pun membagikan video, bagaimana kondisi pemukiman dengan 30 rumah yang pembangunannya disubsidi Pemprov Jateng. Deretan rumah itu terlihat seragam bentuknya, berdiri di atas lahan ukuran 6×14 meter, lengkap dengan cat warna-warni, sesuai selera penghuninya. Terlihat indah bahkan terkesan mewah.
”Kami saat ini sedang menunggu aliran listrik masuk ke wilayah ini. Kami senang, karena September nanti rencananya sudah ada listrik,” tambah bapak dua anak yang berprofesi sebagai tukang jahit itu.
BACA JUGA: UMS Undang UMT dan UMM untuk Memperkuat Lembaga Sertifikasi Profesi
Bantuan Tuku Lemah Oleh Omah ini, memang diperuntukkan bagi keluarga miskin yang masuk dalam Data Terpadu Kesehateraan Sosial (DTKS). Penerima hanya perlu punya tanah, dan nantinya rumah akan disubsidi Pemerintah Provinsi senilai Rp 35 juta, dan padat karya (bantuan tenaga kerja) sebesar Rp 1,8 juta.
Bangunan yang menggunakan teknologi Rumah Unggul Sistem Panel Instan (Ruspin) itu, dikerjakan secara kolektif, dengan Pemerintah Daerah dan pihak-pihak terkait.
Teknologi Ruspin adalah teknologi rangka rumah pracetak, dengan sistem panel menggunakan sambungan baut, dapat dipasang secara cepat, serta berbiaya relatif murah, sehingga dapat mejadi solusi bagi permasalahan penyediaan kebutuhan masyarakat akan rumah yang murah, dan memenuhi persyaratan kualitas teknis sebuah rumah.
BACA JUGA: DKD Kebumen Gelar Pameran Lukis Karya Anak, Ini Tujuannya
Sementara itu, Pemprov Jateng juga terus menggenjot pembangunan rumah sehat layak huni, sebagai program penanganan perumahan sebagai salah satu upaya mengentaskan kemiskinan.
Pada awal menjabat, pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin menargetkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018 sebanyak 1.582.024 rumah diperbaiki.
Mengacu data Disperakim Jateng, kinerja yang sudah dilakukan Pemprov yaitu, menangani 100.699 unit tahun 2019, dan 941.195 unit pada 2019-2021. Sehingga total penanganan ada 1.041.894 unit.
BACA JUGA: UNS Tuan Rumah Peksimida untuk Lomba Nyanyi Keroncong dan Seriosa
Diakui Ganjar, pengentasan kemiskinan dengan pemberian bantuan tunai selama beberapa bulan, dianggap kurang efektif. ”Di Jawa Tengah kami tambah dengan pembangunan rumah sehat layak huni, yang dirasakan masyarakat dalam jangka panjang,” terang Ganjar.
Kepala Disperakim Jateng, Arief Djatmiko menambahkan, ada enam isu utama di sektor perumahan, kawasan pemukiman dan pertanahan, yaitu peningkatan kualitas Rumah Tak Layak Huni (RTLH), backlog, pascabencana, pertanahan, dan penanganan covid-19.
Semua isu itu sudah dilakukan secara cepat dan akurat, karena Pemprov Jateng memiliki aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perumahan (Simperum), sebagai inovasi yang dibuat untuk mendukung pelaksanaan pendataan RTLH di provinsi ini.
BACA JUGA: Anggota Pasukan Pengibar Hari Kemerdekaan di UNS Bebas UKT Satu Semester
”Aplikasi ini bahkan telah direplikasi oleh kabupaten/kota, di antaranya Kendal, Boyolali, Jepara, Magelang dan Kota Surakarta. Bahkan rencananya akan diadopsi DKI Jakarta dan Kalteng,” tandas Miko, panggilan akrab Arief Djatmiko, dalam zoom meeting bertajuk Kinerja, Data, dan Inovasi Bidang Perumahan dan Pemukiman di Provinsi Jateng, Selasa (23/8/2022) lalu.
Salah satu isu utama yang sudah ditangani Disperakim adalah, penanganan backlog melalui program Jateng Gayeng Tuku Lemah Oleh Omah. Dari program ini, realisasi yang sudah dilakukan yaitu, membangun 28 unit rumah Ruspin di Cilacap (koumunitas penderes), 30 unit di Brebes (sopir, pedagang, buruh), 51 unit di Jepara (eks penghuni Rusunawa), 21 unit di Kota Magelang (eks penghuni Rusunawa) dan 25 unit di Kendal (komunitas buruh).
”Penanganan backlog dilaksanakan terintegrasi dengan pelibatan pemerintah, pengembang, CSR/Baznas dan masyarakat,” ungkap Miko.
BACA JUGA: Ribuan Nama Anggota Parpol Berpotensi Ganda, 2 Parpol Baru Alamat Kantor Tidak Valid
Terkait dengan Paguyangan Bersemi, dia menyebutkan, itu adalah komunitas penerima manfaat dari Pelaksanaan Bantuan Stimulan Rumah Sederhana Sehat Tahun 2022, yang dilaksanakan dengan metode swakelola.
Dimana komunitas akan mandiri untuk melakukan pembelian hingga pembangunan rumah, dengan menggunakan struktur rumah berteknologi Ruspin.
Miko menyebutkan, perumahan ini menjadi percontohan, karena keberhasilan kolaborasi di Desa Paguyangan, yang mampu mewujudkan rumah sehat, luas, punya kekuatan bangunan (Ruspin), sanitasi (dukungan Pemkab Brebes) dan air bersih (dukungan dari DPRD Brebes).
Tim SB