KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Di era modernisasi, sebagian masyarakat nyatanya masih menjaga kekayaan tradisi tetap lestari. Seperti halnya tradisi Rejeban di Dusun Kiyudan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Berada di lereng-lereng Gunung Merbabu, Dusun Kiyudan rutin mengadakan tradisi rejeban setahun sekali, rejeban yang berasal dari kata rajab, merupakan bulan ke-7 dalam kalender hijriah.
Bulan yang dimulai sejak 1 januari ini, diyakini masyarakat sebagai bulan yang membawa limpahan berkah dari Tuhan. Lantas sebagai ungkapan rasa syukur tersebut, digelarlah tradisi Merti Dusun Rejeban.
Andri, warga setempat menjelaskan, rejeban berlangsung selama dua hari berturut-turut, diawali dengan ritual adat setempat yang dilakukan di bibir sungai dusun pada rabu pagi (15/1/2025) kemudian dilanjutkan dengan tradisi saling berkunjung dan beramah tamah antar warga. Hal ini diakuinya menjadi intisari dari tradisi yang dilakukan setahun sekali ini, yakni mempererat tali silaturahmi antar sesama.
“Kemarin pagi bapak-bapak upacara sajen di kali mas. kemudian dilanjut acara rejeban selama dua hari. Tentu acara seperti ini betul-betul membuat masyarakat makin guyub,” ujar Andri pada Kamis (16/1/2025).
Puncak acara dari tradisi rejeban di Dusun Kiyudan ini berlangsung pada Kamis malam pukul 20.00 WIB, dengan menyelenggarakan tarian ledek tayub hingga dini hari.
Ia menambahkan, acara rejeban ini serupa dengan tradisi saparan yang dikenal masyarakat luas. hal yang membedakan antara keduanya terletak pada waktu pelaksanaanya, Rajab di bulan ke-7 dan Safar di bulan ke-2 kalender hijriah.
“Sebetulnya ngga ada bedanya mas, sama-sama merti dusun. Hanya waktunya saja yang berbeda.” Ungkap Andri kembali.