Gerebeg Gethuk
Sebanyak 6.000 bungkus gethuk yang ditempelkan pada lima gunungan dan 17 gunungan palawija ludes dalam hitungan menit. Masyarakat menyerbu gunungan gethuk dan gunungan palawija pada prosesi Gerebeg Gethuk di Alun-alun Kota Magelang, Minggu (28/4/2024). Foto: W. Cahyono

MAGELANG ( SUARABARU.ID)-Ribuan warga Kota Magelang dan sekitarnya memenuhi Alun-alun Kota Magelang untuk menyaksikan  Gerebeg Gethuk, Minggu (28/4/2024).  Gerebeg Gethuk tersebut merupakan prosesi puncak peringatan Hari Jadi ke-1.117 Kota Magelang.

Pada Gerebeg Gethuk tersebut sebanyak 6.000 bungkus gethuk yang ditempelkan pada lima gunungan. Hanya dalam hitungan menit, ribuan bungkus gethuk habis diserbu masyarakat yang menonton.

“Kelima gunungan gethtuk tersebut mempunyai fisolofi, Papat Kiblat Lima Pancer( empat arah mata angin, utara, timur, selatan, dan barat. Dan, di tengah-tengahnya itu merupakan titik pusatnya,”kata Penanggung jawab gunungan gethuk, Katri Andriyanto, di sela-sela prosesi tersebut.

Katri mengatakan,  lima gunungan gethuk tersebut juga mempunyai makan, a ,” t gunungan utama yakni Gunung Tidar yang sering dikenal dengan sebutan ‘’Pakuning  Tanah Jawa”. Sedangkan, empat gunungan lainnya, merupakan empat gunung yang mengitari Gunung Tidar, yakni Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro.

Menurutnya, selain lima gunungan gethuk tersebut juga diperebutkan 17 gunungan palawija. Gunungan palawija tersebut berasal dari 17 kelurahan yang ada di Kota Magelang.

Ia menambahkan, ke-6.000 bungkus gethuk yang dijadikan gunungan dan diperebutkan kepada masyarakat luas tersebut, dibuat oleh para pengusaha gethuk yang ada di Kota Magelang. Untuk pembuatan 6000 gethuk tersebut memerlukan sekitar dua kuintal  singkong.

“Sedangkan, pembuatan gethuk yang ditempelkan di gunungan tersebut dilakukan semalam sebelum gunungan gethuk tersebut diperebutkan. Hal itu dilakukan agar gethuk-gethuk tersebut masih layak dimakan dan masih segar,”imbuhnya.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan, Gerebeg Gethuk ini menjadi bagian dari nguri-uri budaya. Selain itu,  Gerebeg Gethuk juga  merupakan wujud gelar seni Kota Magelang.

“ Ini, sebagai upaya untuk mengingat sejarah dan memperlihatkan kepada warga luar Kota Magelang. Bahwa , kita punya sebuah acara yang mempertahankan budaya,” ujarnya.

Pada prosesi gerebeg gethuk tersebut juga dimeriahkan dengan festival gethuk yang diikuti produsen gethuk dari sembilan daerah di Jawa Tengah. Yakni, Kabupaten Sragen, Banyumas, Karanganyar, Kabupaten Magelang. Juga, dari Klaten, Kabupaten Semarang, Kebumen, Salatiga dan Temanggung.  W. Cahyono