blank
Kegiatan pelatihan diakhiri dengan pemberian ember dan cairan EM4, kepada pengelola kantin dari sekolah

JEPARA (SUARABARU.ID) – Sebagai sekolah yang telah mendapatkan predikat Adiwiyata sejak tahun 2018, SMAN 1 Tahunan, Jepara berupaya untuk melaksanakan gerakan 6 bidang aksi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah (PBLHS). Itu pula yang mewarnai kegiatan dalam rangka Peringatan Hari Sampah yang digelar Rabu (21/2-2024)

Enam bidang aksi tersebut adalah bidang Kebersihan dan Sanitasi, Penghematan Energi, Penghematan Air, Penanaman, Pengelolaan Sampah, dan bidang Inovasi Perilaku Ramah Lingkungan. “Hal ini juga merupakan komitmen sekolah untuk mewujudkan visi sekolah, berperilaku ramah lingkungan,” ujar Kepala SMAN 1 Tahunan Ida Fitriningsih, S.Pd.,M.Pd.

Sedangkan kegiatan yang diadakan meliputi lomba membuat ecobreak, yang sudah dimulai sejak bulan Januari. Setiap siswa membuat ecobreak. Karena itu, ada sekitar 1.000 ecobreak yang dibuat siswa, guru dan TU.

blank
Lomba membuat ecobreak

“Saya menyebutnya sebagai gerakan 1.000 penjara untuk sampah plastik ( undegradable waste). Setiap kelas menyusun ecobreak nya menjadi bentuk tertentu, misalnya kursi, meja, rak buku, pot, dll. Lomba antar kelas ini diikuti dengan antusias, terbukti setiap kelas membuat displai untuk memajang karya ecobreak nya,” ujar Kepala SMAN 1 Tahunan Ida Fitriningsih, S.Pd.,M.Pd.

Disamping itu diadakan juga lomba membuat video edukasi tentang perilaku ramah lingkungan, terutama yang berhubungan dengan sampah. Selain itu diselenggarakan pula lomba memilah sampah.

blank
Lomba memilah sampah

“Sampah dipilah menjadi 3 kelompok yaitu tempat sampah hijau, untuk sampah organik, Kuning untuk sampah anorganik yang bernilai ekonomi/ dapat dijual misalnya botol dan gelas plastik. Sedangkan tempat sampah warna merah adalah jenis sampah yang dibuang di TPA, misalnya bekas bolpoint, sedotan plastik, dll,” terangnya

Kegiatan lainnya yang dilakukan adalah pelatihan cara membuat POC (Pupuk Organik Cair) yang diikuti oleh pengelola kantin, sebagian guru dan TU. “Di kantin terdapat sisa sayur, makanan, dll yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan POC,” ujar Ida Fitriningsih

Kegiatan pelatihan diakhiri dengan pemberian ember dan cairan EM4, kepada pengelola kantin dari sekolah. Alat bahan tersebut sebagai stimulus untuk digunakan dalam pembuatan POC. “Harapannya pengelola kantin juga turut mendukung terwujudnya Perilaku Ramah Lingkungan,” pungkasnya.

Hadepe – IF