blank
Ilustrasi. Reka wied

JC Tukiman Tarunasayogablank

MARI sekarang, -karena sudah tiba waktunya- , kita bicara secara konkret tentang kampanye pemilu. Topiknya ialah (1) apakah inti dari kampanye itu, dan (2) perihal dara getakan yang pasti akan ada/terjadi selama masa kampanye ini.

Batasan kampanye sesuai yang dirumuskan oleh KPU ialah: Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri peserta pemilu. Citra diri merupakan nomoe urut dan foto/gambar.

Dalam rangka meyakinkan pemilih itu, KPU memberi waktu khusus selama pitung puluh lima dina (75 hari), yaitu mulai Selasa, 28 November 2023 sampai dengan Sabtu, 10 Februari 2024.  Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan selama/dalam kurun pitung puluh lima dina kampanye pemilu itu?

Ketiga pasangan capres-cawapres, 9.917 caleg DPR, dan 668 caleg DPD beserta tim sukses yang telah ditunjuk, silahkan melakukan (a) pertemuan terbatas, (b) tatap muka, debat, dan kegiatan kampanye lain; sementara itu (c)  akan diberi waktu untuk rapat umum, pemasangan berbagai iklan selama 21 Januari 2024 sampai dengan 10 Februari 2024.

Tegasnya, selama pitung puluh lima dina, entekna dhuwitmu, sebab dalam kenyataannya kampanye pemilu dalam bentuk apa pun pasti harus mengeluarkan uang untuk pembiayaannya. Semua memang sudah diatur, maka yang terpenting taatilah aturan mainnya, pasti aka naman.

Dara Getakan

Nah …… selama kampanye pemilu inilah akan terlihat cetha wela-wela siapa saja calon yang benar-benar matang, siap, dewasa, bijak, arif, sabar, dan lain sebagainya sejenis itu; sebaliknya akan sangat kelihatan sapa sing jebule mung dara getakan.

Baca juga (Jebule) Akeh Kang Lamis

Para penyuka burung merpati, pasti sangat hafal apa itu dara getakan; yaitu burung merpati yang mau terbang namun harus disertai digetak, digusah, dibengoki  nganggo dikeploki barang. Intinya, merpati itu sebenarnya penakut, dan seolah-olah berani adu terbang dengan lawannya manakala didukung dengan cara disoraki ramai-ramai seraya tepuk tangan orang-orang yang sedang beradu merpati.

Adakah di antara tiga pasang capres-cawapres itu salah satu, atau salah dua, atau salah tiganya jebule mung dara getakan: Bersemangat dan berapi-api manakala ada tempik-sorak dari massa?

Maaf seribu maaf, pasti ada, entah satu, entah dua di antara enam orang itu. Adakah puluhan orang atau bahkan ratusan orang, atau jangan-jangan ribuan orang dari 9.917 caleg DPR itu yang akan ngisin-isini karena mung dara getakan saja?

Pasti ada, sepasti puluhan atau ratusan calon DPD yang akan megap-megap, blank spot, macet, keringat dingin, dll karena memang tidak bisa terbang namun harus dipaksa terbang.

Getak, itu bermakna swara seru lan dumadakan kang gawe kaget; yakni suara keras dan tiba-tiba dari seseorang atau lebih dan sertamerta membuat kaget. Di dalam suara itu tentu dapat disertai tepuk tangan. Karena digetak, disoraki apalagi seraya tepuk tangan gegap gempita, dara (termasuk orang, ternyata) yang sebetulnya takut-takut, penakut, menjadi berani terbang. Kalau dalam kampanye, calon itu menjadi berani naik panggung lalu ba…..bi……bu……..

Berapa lama keberanian semacam itu bertahan? Sangat tergantung dari penampilannya. Ada merpati justru lalu bergaya di udara begitu krisis keberaniannya terlewati. Pasti ada calon pula yang seperti merpati ini, yang hanya perlu dihantar dengan gertakan agar nyalinya tumbuh.

Sapa kuwi?

Siapa tuh gerangan calon yang sejatinya dara getakan? Pitung puluh lima dina– lah yang akan membuktikan dan akhirnya akan “meyakinkan” khalayak nantinya untuk menjatuhkan pilihan lewat mencoblosnya pada Rabu, 14 Februari 2024.

Pesan moralnya jelaslah: Yen pancen dara getakan, ya aja mbok coblos ta!!  Mengapa calon model dara getakan jangan dicoblos? Bakal merepotkan seumur-umur, karena nanti ketika orang seperti itu memimpin, jaluke kudu tansah dikeploki, didukung-dukung, disanjung-sanjung. Waduhhh ……….. mana tahan?

JC Tukiman Tarunasayoga, Ketua Dewan Penyantun Catholic Soegijapranata University