blank
Barisan Karnaval OMB UKSW ketika melewati sejumlah jalan protocol di Salatiga, Sabtu (09-09-2023). Foto: Humas UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Sejumlah jalan protokol di Salatiga terlihat padat di Sabtu (09/09/2023) siang. Tak mengherankan karena Karnaval Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) diselenggarakan hari ini.

Trotoar disepanjang jalan yang dilalui barisan karnaval penuh oleh warga yang ingin menyaksikan. Tak hanya orang dewasa saja, anak-anak pun bersemangat menyaksikan karnaval bahkan nampak ada yang sampai duduk di tepi jalan.

Agenda tahunan UKSW untuk memperkenalkan mahasiswa barunya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia atau “kulanuwun” ini kembali digelar dan melewati beberapa jalan protokol di Salatiga.

Tercatat setidaknya ada 1.945 orang terlibat dalam karnaval ini. Tak hanya mahasiswa UKSW baik mahasiswa baru dan lama, tetapi juga kelompok kesenian masyarakat dan sekolah yang ada di Salatiga. Tema yang diangkat dalam karnaval tahun ini adalah Parade Musik Nusantara “Feel Our Beat”.

Selamat datang di Salatiga

Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., didampingi Penjabat Wali Kota Drs. Sinoeng Noegroho Rachmadi, S.E., M.M., dan Ketua OMB UKSW 2023 Novriest Umbu Walangara Nau, S.Hub.Int., M.A., membuka secara resmi Karnaval OMB tahun ini dengan penyerahan tongkat mayoret kepada tiga mayoret yang merupakan mahasiswi UKSW dilanjutkan pemotongan pita. Turut menghadiri pembukaan para Wakil Rektor dan pimpinan fakultas.

Dalam sambutannya, Rektor Intiyas mengatakan bahwa karnaval OMB ini merupakan bentuk komitmen UKSW mengawal kota Salatiga sebagai kota tertoleran di Indonesia dengan saling menghormati dan menghargai. Ucapan selamat datang di kampus UKSW dan kota Salatiga juga disampaikan Rektor Intiyas yang mengenakan baju adat dari Kalimantan dalam kesempatan ini. Tak lupa, Rektor Intiyas mengajak mahasiswa UKSW untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkan kota Salatiga sebagai kota yang penuh kasih dan toleransi.

“Mari kita wujudkan UKSW sebagai Kampus Indonesia Mini yang termanis di Indonesia. Selamat  mengikuti karnaval OMB, terima kasih kepada panitia OMB dan masyarakat kota Salatiga yang ikut berperan dalam karnaval OMB tahun ini,” kata Rektor Intiyas.

Senada, Penjabat Wali Kota Salatiga juga menyampaikan selamat datang di kota Salatiga bagi mahasiswa UKSW yang berasal dari berbagai daerah Nusantara.

“Inilah UKSW yang identik dengan Salatiga, saya memberikan dukungan dan apresiasi bagi terselenggaranya karnaval ini. Tidak peduli dari mana kamu berasal karena kita hanya peduli ke arah di mana kalian menuju. Tujuan kita adalah membuat kontribusi dan bermanfaat bagi sesama dan kita bangun kontribusi itu untuk Indonesia, UKSW dan Salatiga,” katanya.

Curi perhatian

Barisan Karnaval OMB 2023 dibuka dengan penampilan Orkestra Satya Wacana by CS MarchingBlek. Lagu seperti Mars CS MarchingBlek, Mars Satya Wacana, Bangun Pemudi Pemuda hingga Kopi Dangdut dimainkan mahasiswa UKSW yang bergabung di barisan ini. Seperti biasa, barisan ini mencuri perhatian masyarakat yang mengabadikan penampilannya lewat kamera gawai masing-masing.

Karnaval tahun ini dimeriahkan juga dengan penampilan 18 etnis dan puluhan kostum. Masing-masing etnis mengenakan pakaian adatnya dan nampak menyuguhkan atraksinya di depan panggung kehormatan. Rektor Intiyas, Penjabat Wali Kota Salatiga serta Forkompinda yang hadir nampak menikmati suguhan etnis-etnis hinga nampak menari bersama.

Menggambarkan tema, puluhan kostum yang ditampilkan hari ini tak hanya sekedar kostum biasa tetapi juga memberikan pesan berbagai alat musik khas daerah. Kostum Gorontalo salah satunya di mana menampilkan mahkota berupa topi adat Tudung Makuta. Bagian sayap kostum ini menggambarkan alat musik tradisional Bansi dan pada ujung sayap terdapat partitur lagu daerah Dabu-Dabu, dari Gorontalo.

Lainnya ada kostum Minang yang divisualisasikan dengan topi tinggi dan megah mirip atap rumah tradisional Minangkabau. Mengenakan pakaian warna merah dengan corak emas mencerminkan keberanian dan kekayaan alam Minangkabau. Alat musik daerah ini yaitu Rabab dan Talempong tergambar dalam sayap.  Setiap etnis juga memainkan musik atau lagu khas daerahnya sehingga tema Parade Musik Nusantara “Feel Our Beat” terasa selama karnaval.

Kemeriahan karnaval bertambah dengan barisan Flagger dan juga barisan mahasiswa baru dengan membawa miniatur bendera fakultas masing-masing. Tak ketinggalan kelompok kesenian masyarakat Salatiga dan sekolah ikut memeriahkan karnaval OMB tahun ini. Sebut saja Generasi Muda Pancuran, Drumblek Gadalisa Kalicacing, Drumblek Siloam Army, Drumblek Guwo Tegalrejo, dan Drumblek Eklesia.

blank
Barisan Karnaval OMB UKSW ketika melewati sejumlah jalan protocol di Salatiga, Sabtu (09-09-2023). Foto: Humas UKSW

Di barisan akhir nampak Sapu Joged di mana barisan ini dengan perlengkapan yang dibawa seperti sapu dan pengki menjaga kebersihan jalan-jalan yang dilalui barisan karnaval. Mengenakan kostum baju tidur, mahasiswa yang tergabung di barisan ini nampak memungut sampah-sampah yang ada di sepanjang rute yang dilalui.

Ingin ikut berjoged

Karnaval OMB tahun ini ternyata dinikmati tidak hanya oleh warga Salatiga saja. Esti warga Solo menyampaikan baru pertama kali melihat karnaval UKSW.

“Bagus ya karena membawa beragam adat yang ada di Indonesia. Semoga ke depan bisa diselenggarakan tiap tahun dan bisa jadi agenda buat saya datang ke Salatiga,” katanya.

Lainnya ada Mukinem warga Karangjati yang juga kali pertama menyaksikan karnaval OMB.

“Bagus dan meriah ya karnavalnya,” kata Mukinem yang datang bersama anggota keluarganya yang lain.

Tidak hanya warga yang menyaksikan karnaval yang menikmati kegiatan ini. Mahasiswa UKSW yang ikut menjadi pengisi acara juga mengatakan bahagia bisa ikut ambil bagian. Grethicha Sanda Toding Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi (FTI) yang berasal dari Toraja merasa senang bisa bergabung di karnaval ini.

“Kami mahasiswa baru bisa ikut menyapa langsung masyarakat Salatiga,” katanya.

Irian Wilson mahasiswa Prodi Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) yang merupakan keturunan Ingris Kanada Papua juga mengatakan senang dan gembira ikut karnaval.

“Apalagi Antusiasme masyarakat Salatiga luar biasa, mereka seperti menyambut kami. Selain itu, ketika mendengar lagu-lagu yang dimainkan oleh CS Marchingblek membuat saya ingin ikut berjoget,” pungkasnya.

wied