Bunga rumput itu zaman kecil saya, dijadikan hiburan anak-anak gembala. Dan kalau mau dimainkan pada zaman sekarang, lebih dramatisnya, diam-diam oles dengan air atau jilatan lidah, apa lagi bersamaan dengan membakar kemenyan.
Dan ketika rumput kering itu gerak-gerak. Memainkan image rumput itu penting agar ada nilai ekonominya. Siapa tahu nilai emas turun dan kalah pamor. Setiap daerah menyebut nama rumput itu berbeda-beda.
Hal-hal yang berkaitan dengan hal metafisis, faktor sugesti pribadi sangat menunjang atau berperan. Misalnya, keluarga saya pernah mengantar tetangga yang akan operasi kecil di rumah sakit.
Sebelum berangkat timbul masalah karena menurut kepercayaan orangtuanya, pada hari itu Rabu Kliwon yang diyakini sebagai hari sial baginya. Setelah diberi tahu yang menentukan jadwal itu pihak rumah sakit, orang tuanya baru memahami sehingga terpaksa harus berangkat.
Karena terjadi “perang batin” antara jadwal yang sudah ditentukan dengan “ketakutan” melanggar kepercayaan itu, dalam perjalanan ibunya mabuk tidak berkesudahan, hingga akhirnya dia pilih istirahat di rumah saudaranya, 40 km dari rumah. Operasi yang sudah dijadwalkan gagal.
Karena itu, soal keyakinan, ramalan itu lebih asyik mengikuti mazhab saya, yang meyakini hari itu hanya ada dua jenis, yaitu hari baik dan istimewa. Hari naas itu ada ketika seseorang meyakininya, ana ‘inda zhanni ‘abdi bi.. Aku (Tuhan) sesuai persangkaan hamba-Ku. Atau dalam istilah lain, “apa yang kamu pikirkan, itulah yang terjadi” Katamu, doamu.
Masruri, penulis buku praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan Cluwak, Pati