blank
Penjabat Wali Kota Singkawang, Sumastro, menyerahkan cinderamata kepada Wali Kota Magelang Muchamad Nur Azis didampingi Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur. ,(Doddy Ardjono)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – ‘Amati Tiru Plek (ATP)’. Itu ‘resep’ Wali Kota Muchamad Nur Azis untuk meningkatkan peringkat Kota Magelang dalam bidang toleransi antarumat beragama, hubungan antaretnis, gotong royong dan kerukunan antarwarga lainnya.

SETARA Institute for Democracy and Peace
Jakarta, menerbttkan laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2021. Laporan ini merupakan hasil pengukuran yang dilakukan SETARA Institute untuk mempromosikan praktik-praktik toleransi terbaik kota-kota di Indonesia. IKT 2021 merupakan laporan kelima SETARA Institute sejak tahun 2015, 2017, 2018 dan 2020.

Kota Singkawang menerima penghargaan Indeks Kota Toleran (IKT) Award 2021 di Jakarta, Rabu (30/3/2022). Studi indexing IKT disusun dengan mengutamakan praktik toleransi terbaik kota-kota di Indonesia.

Studi ini ditujukan untuk mempromosikan pembangunan dan pembinaan ruang-ruang toleransi di kota yang dilakukan oleh pemerintah kota setempat, dan didukung oleh kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat.

Kota Seribu Klenteng itu menjadi Kota Toleran peringkat pertama dengan skor IKT tahun 2021 tertinggi, yaitu 6,483. Kota Singkawang memberikan terobosan melalui kebijakan Perwako Singkawang No. 129 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Toleransi Masyarakat.

Untuk mengejar prestasi Kota Singkawang, Wali Kota Magelang Muchamad Nur Azis tidak tanggung-tanggung mengajak Wakil Wali Kota M Mansyur, Sekda Joko Budiyono, Kepala Bappeda Handiri Rahayu, Kepala OPD terkait lainnya ‘belajar’ ke Kota Amoy tersebut, 29 Januari-1 Februari 2023.

blank
Kedatangan Wali Kota Magelang Muchamad Nur Azis bsersama rombongan disambut Tari Cidayu serta kegiatan budaya Singkawang lainnya. (Doddy Ardjono)

Sejumlah wartawan media cetak, media elektronik dan media online diajak serta. Ikut dalam rombongan itu pengurus Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Magelang. Yakni Wakil Ketua FKUB Yohanes Willy Sudjarwi dan H Widodo.

‘’Luar biasa, kok bisa Kota Singkawang jadi yang pertama. Sementara kami hanya menempati urutan enam. Kita perlu ATP alias amati tiru plek ke Kota Singkawang agar peringatkan kita naik, paling tidak di nomor dua. Kalau langsung ke peringkat satu kan ga enak sama Kota Singkawang,’’ ujarnya.

Urutan Kota Toleran yang diterbitkan SETARA Institute, Kota Singkawang peringkat 1, Manado (2), Salatiga (3), Kupang (4) Tomohon (5), Magelang (6), Ambon (7), Bekasi (8), Surakarta (9) dan Kediri peringkat 10.

Dalam upaya menaikkan peringkat Kota Toleran, Pemkot Magelang belajar seputar toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Pemkot Singkawang, Kalimantan Barat. Hal ini mengingat, Kota Singkawang menduduki peringkat pertama sebagai Kota Tertoleran di Indonesia.

Rombongan diterima Pj Wali Kota Singkawang, Sumastro beserta jajaran. Kedatangan disambut Tari Cidayu khas Kota Singkawang.

Wali Kota Magelang mengatakan, terkesan dengan Kota Singkawang yang menyandang predikat kota paling toleran di Bumi Pertiwi. Maka, tidak salah belajar dan berkunjung langsung ke kotanya.

Karenanya, lanjut dokter spesialis penyakit dalam itu, Pemkot Magelang merasa perlu mendapat penjelasan langsung dari pejabat setempat upaya apa saja yang dilakukan untuk bisa meraih itu. Termasuk bagaimana keterlibatan elemen masyarakat, seperti forum kerukunan umat beragama (FKUB) dalam menjaga harmonisasi di Kota Seribu Klenteng ini.

blank
Kota Singjkawang di waktu malam. (Doddy Ardjono)

‘’Kita pelajari betul upayanya dan kita bisa terapkan di Kota Magelang, meskipun berbeda secara demografis. Kita yakin bisa mencapainya dengan dukungan semua pihak,’’ tuturnya.

Pj Wali Kota Singkawang, Sumastro mengaku terhormat atas kunjungan dari Pemkot Magelang. Terlebih, mampu membawa serta wartawan baik cetak, elektronik maupun media online dalam kunjungan studi tiru di kota ini.

‘’Predikat sebagai kota tertoleran ini membanggakan sekaligus motivasi bagi kami untuk terus merawatnya. Termasuk bagian dari spirit moral agar terus bisa menjaganya,’’ katanya.

Kota Singkawang terdiri atas 5 kecamatan dengan penduduk 239 ribu jiwa. Kota yang bertagline ‘Singkawang Hebat’ ini memiliki 7 agama dan 17 etnis yang hidup rukun saling berdampingan. Ketujuh agama ini adalah Islam, Buddha, Katolik, Kristen, Konghuchu, Hindu dan aliran kepercayaan.

‘’Dari 17 etnis itu yang terbesar tiga etnis yaitu Tionghoa, Dayak dan Melayu. Sebagai tanda tiga etnis terbesar ini dibangun Tugu Tidayu yang merupakan singkatan dari ketiganya,’’ ujarnya.

Mayoritas warga Kota Seribu Etnis beragama Islam sebanyak 51,65 persen. Peringkat di bawahnya Buddha 35,10 persen, Katolik 7,54 persen, Kristen 5,30 persen, Kong hu Chu 0,37 persen, Hindu 0,02 persen dan aliran kepercayaan 0.01 persen.

Doddy Ardjono