blank
Gubernur Ganjar Pranowo berdialog dengan salah satu warga, Selasa (31/1). Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) –Untuk penanganan kemiskinan di Jawa Tengah dilakukan pendataan dan percepatan. Dalam tiga hari ke depan diharapkan pendataannya sudah selesai.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan hal itu seusai rapat  koordinasi bersama Pemkab Magelang, Purworejo dan Kebumen, di aula Balaidesa Donorojo, Mertoyudan, Selasa 31/1/23). Kegiatan itu dalam rangka koordinasi percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem.

Berbasis data yang ada, kepala desa diminta memverifikasi ulang. Misalnya ada orang tua yang hidup sendiri di rumah, bahkan difabel, ternyata tidak mendapat jaminan sama sekali. Contoh lain, ada warga yang didata mendapat bantuan perbaikan rumah tidak layak huni, ternyata tidak ada keputusan. “Hal-hal seperti itu yang kita kerjakan,” katanya.

Terkait hal itu seluruh data diminta selesai dalam tiga hari. Dalam tiga hari itu diminta dilaporkan agar segera bisa ikut intervensi. Termasuk kasus penurunan stunting.

Di Donorojo itu Gubernur melaunching program asupan gizi dengan beras fortifikasi. Beras tersebut ada kandungan Protein, Vitamin A, B1, B2, B6, B9, B12, Zat Magnesium, Zat Besi, Sodium, Kalsium, Vitamin E serta D.

Satu sendok beras itu bisa dicampur dengan satu kilogram beras biasa. Itu untuk dikonsumsi ibu-ibu hamil.

Selanjutnya akan dipantau terus, bekerja sama dengan perguruan tinggi. Akan ada mahasiswa KKN yang masuk ke desa-desa untuk memantau secara rutin. Agar bisa memantau satu per satu ibu hamil sampai melahirkan, sehingga dipastikan tidak ada stunting.

“Hari ini kita launching, salah satunya Kabupaten Magelang yang akan dijadikan percontohan, di samping ada Purbalingga dan Brebes,” katanya.

Ditambahkan, setiap organisasi pemerintah daerah (OPD) akan bekerja sesuai bidangnya masing-masing. Tetapi diarahkan ke pengentasan kemiskinan yang ekstrem. Misalnya dalam membangun Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Magelang,  sekitar situ yang miskin berapa. Kalau memungkinkan bisa ikut bekerja.

Itu akan membantu, sehingga program padat karya di desa, kabupaten, maupun provisni akan bisa menurunkan angka kemiskinan.

Dia optimistis atas peran kepala desa di Jawa Tengah, program pengentasan kemiskinan akan berhasil. Karena kades mempunya kesempatan memperbaiki, sampai validasi data.

Itu yang dia optimis. “Kalau mereka cuek- cuek saja saya pesimis,” katanya.

Maka agar program bisa berjalan, Camat diminta menjadi supervisor dan setiap Minggu ada laporan. Lantas setiap minggu pula akan dianalisis, sehingga pihak provinsi akan turun. “Dalam penerjunan inilah perguruan tinggi akan kami libatkan,” jelasnya.

Eko Priyono