SEMARANG (SUARABARU.ID) Tradisi budaya menjelang perayaan tahun baru Imlek 2574 Kongzili (tahun 2023 Masehi) di Kota Semarang, disuguhkan di Pasar Imlek Semawis dengan berbagai acara selama tiga hari, mulai Jum’at (20/1/2023) hingga perayaan pada hari Minggu (22/1/2023).
Ada tradisi dan budaya Tuk Panjang dan Ji Kau Meh atau persembahan do’a untuk arang tua dan leluhur, sebelumnya ada juga Ketuk pintu, yang merupakan rangkaian perayaan Imlek dan sudah dijalankan seminggu sebelumnya di Klenteng Tay Kak Sie Semarang, hari Sabtu lalu (14/01/23).
Tradisi Tuk Panjang sendiri, merupakan gelaran jamuan makan bersama dengan meja panjang, yang digunakan sebagai tradisi pembuka dalam perayaan Imlek tersebut. Dan baru tahun ini digelar di Gang Warung, padahal pada tahun-tahun sebelumnya, seringkali digelar di sepanjang jalan Wot Gandul di kampung Pecinan juga.
Yang dinikmati dalam deretan meja panjang tersebut adalah hidangan khas Imlek, yakni nasi ulam bunga telang, yang berupa nasi gurih warna biru dengan berbagai jenis lauk, seperti sambal goreng ati, telur, ikan asin, ayam bumbu rujak, berbagai sayuran dan sambal.
Semua lauk itu, kemudian dicampur menjadi satu oleh tamu yang hadir menggunakan sarung tangan plastik, sebelum disantap beramai-ramai. Itulah keunikan dalam menikmati sajian tersebut.
Dan menurut cerita orang-orang tua dahulu, sajian kuliner tersebut melambangkan simbol perdamaian yang mampu mempererat elemen yang berbeda, yang campur aduk menjadi satu dan rata, yang akhirnya dapat dijadikan sebagai sebuah kekuatan baru yang lebih hebat.
Hevearita Gunaryanti Rahayu, Plt Wali Kota Semarang saat hadir dalam tradisi Tuk Panjang didampingi oleh jajaran dan Forkopimda menyampaikan, bahwa tradisi menyambut Tahun Baru Imlek itu sudah menjadi agenda rutin yang digelar di Kota Semarang, khususnya di wilayah/kawasan Pecinan Semarang.
“Saya berharap kerukunan masyarakat terus terjaga dan tradisi ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” tegasnya.
Disampaikan pula Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) Harjanto Halim, bahwa Tuk Panjang itu memang merupakan rangkaian tradisi menyambut Tahun Baru Imlek.
Absa