blank
BBPJT dan Udinus menjalin kerja sama atau kolaborasi untuk membuat Kamus Budaya Jawa. Foto: bbjt

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT), menggelar kegiatan ‘Pengembangan Aplikasi Kamus Digital: Pemaparan Program Aplikasi Kamus Budaya Jawa’, pada akhir pekan lalu, di Aula Ranggawarsita BBPJT. Acara itu menghadirkan pakar teknologi informasi dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Dr Muljono MKom.

Kepala BBPJT, Dr Ganjar Harimansyah, mengatakan, program aplikasi Kamus Budaya Jawa merupakan program unggulan BBPJT. Dia menghimbau semua pihak, agar mendukung adanya program ini.

”Aplikasi Kamus Budaya Jawa tidak hanya bernilai kebermanfaatan bagi bahasa Jawa, tidak hanya untuk merekap kata, tetapi juga situs kebudayaan yang bermanfaat untuk masa sekarang dan masa depan. Kami berharap adanya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan Kamus Budaya Jawa ini,” ujar Ganjar, dalam sambutannya.

BACA JUGA: Satu Perusahaan Besar Dunia Investasi di Kawasan Industri Terpadu Batang

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Udinus, Dr Raden Arief Nugroho MHum menyatakan, kolaborasi dalam pembuatan kamus digital itu, merupakan upaya untuk preservasi, konservasi dan revitalisasi budaya, serta istilah-istilah Jawa yang menyasar Generasi Z.

”Kerja sama dilakukan dengan tujuan untuk revitalisasi dan konservasi istilah bahasa Jawa. Sasaran digitalisasi ini adalah Generasi Z, yang banyak menggunakan gawai digital, dan banyak berinteraksi dengan produk-produk digital,” jelas Arief.

Ditambahkan dia, dengan banyaknya kosakata yang masuk ke dalam kamus digital, maka kosakata yang jarang diketahui, dapat dimengerti dan dipahami banyak orang, khususnya Generasi Z.

BACA JUGA: 173 PNS Pemkot Magelang Naik Pangkat dan Dua Pejabat Purna Tugas

”Misi utama pendigitalisasian kamus ini adalah, dapat lebih mendekatkan Generasi Z dengan budayanya sendiri. Budaya-budaya Jawa yang sudah ada dari beberapa ratus tahun lalu, dapat terus dilestarikan,” tambahnya.

Sedangkan Dr Muljono MKom, dosen Teknik Informatika Udinus, menjelaskan, kelemahan bahasa-bahasa di Indonesia maupun bahasa lokal atau regional adalah, sumber daya yang sangat miskin.

Bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah, dapat julukan dari peneliti asing sebagai bahasa yang miskin sumber daya, untuk pengembangan teknologi bahasa. Oleh karena itu, upaya pendigitalisasian merupakan cara tepat dalam merevitalisasi bahasa dan budaya Jawa.

”Fitur-fitur dalam Kamus Budaya Jawa ini selalu dikembangkan. Ada fitur Bagikan, Bookmark, dan Pencarian Populer. Selain itu, terdapat menu tambahan baru, yaitu menu Kontribusi, yang masyarakat dapat memberikan kontribusi dengan mengirimkan kosakata yang belum ada di kamus itu. Akan tetapi, kontribusi itu akan tetap diseleksi dan divalidasi oleh Admin Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah,” ungkap Pak Max, sapaan akrab Muljono.

Riyan