blank
RSUD dr Moewardi Surakarta menggelar sosialisasi tata cara membasuh tangan dengan tepat, dan etika batuk, di Balai Desa Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen. Foto: rsud moewardi

PEMERINTAH Provinsi Jawa Tengah, terus melakukan inovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna bagi warganya. Salah satu inovasi yang didorong Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo adalah, adanya implementasi dari Hospital without Walls atau Rumah Sakit Tanpa Dinding (RSTD).

Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar menjelaskan, melalui RSTD, setiap rumah sakit (RS), akan memberikan pelayanan secara paripurna. Artinya, RS tidak hanya memberikan pelayanan penyembuhan secara kuratif atau rehabilitatif, tetapi juga memberikan pelayanan di luar gedung, yaitu pelayanan promotif dan preventif.

”Hospital without Walls atau Rumah Sakit Tanpa Dinding, merupakan salah satu inovasi unggulan yang digagas pak Ganjar Pranowo di Jateng. Ini menjadi problem solving terhadap persoalan kesehatan di masyarakat,” kata Yunita dalam keterangannya, Jumat (16/9/2022).

BACA JUGA: Kadivmin Lakukan Pendampingan Penggunaan PDN pada Aplikasi SPSE

Menurutnya, ruang lingkup RSTD ialah, kesehatan ibu, bayi dan balita, anak, remaja, lanjut usia/geriatri, penyakit menular, penyakit tidak menular, sanitasi, kesehatan Jiwa dan pelayanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten dan provinsi.

Yunita menambahkan, semua tenaga ahli di bidang kesehatan dapat terlibat di dalamnya, baik tenaga kesehatan maupun medis, mengingat ruang lingkup RSTD yang begitu luas.

Sasaran RSTD pun begitu beragam, yaitu individu sehat, individu sakit, individu pascasakit, kelompok sehat, kelompok sakit, kelompok pascasakit, disabilitas, dan difabel.

BACA JUGA: IAIN Kudus Kukuhkan Prof Mudzakir Jadi Guru Besar Bidang Hukum Islam

Yunita menyebut, keberadaan RSTD tidaklah sama dengan Puskesmas. RSTD adalah program RS yang tetap mendukung Puskesmas, dengan tujuan memperkuat upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan, sehingga terjalin kolaborasi antara Puskesmas dan RS.

”RSTD dikemas dalam berbagai bentuk kegiatan, baik pra, intra maupun pasca RS. Dengan didalamnya terjadi menggerakkan sumber-sumber daya RS, termasuk tenaga medis spesialis,” kata Ninit, panggilan akrab Yunita.

Menurut dia, RSUD dr Moewardi juga telah menerapkan RSTD. Serta banyak rumah sakit di Jateng yang menerjunkan tim kesehatannya, untuk mendukung RSTD melalui promotif dan preventif.

BACA JUGA: Ratusan Warga Lakukan Aksi Penolakan Penambangan Sungai

Di antaranya Konselor Sebaya Deteksi Kesehatan Jiwa Bagi Siswa oleh RSJD Amino Gondohutomo Jateng Semarang, kegiatan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita oleh RSUD Tugurejo Semarang dan inovasi Siaga Peta (Sistem Ambulans Gratis Pelayanan Kusta) dari RSUD Kelet Jateng di Jepara.

RSUD dr Moewardi Surakarta sendiri, juga mendukung adanya konsep rumah sakit tanpa dinding. Salah satu implementasinya, memberikan dukungan dengan mengadakan bakti sosial, berupa pengobatan gratis bagi warga di Desa/Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.

Dalam baksos juga digelar sosialisasi, bagaimana tata cara membasuh tangan dengan tepat, dan etika batuk oleh tim dokter RS itu.

BACA JUGA: 2.913 Mahasiswa Unissula Siap Diwisuda

blank
Tim dari RSUD Kelet di Jepara, dalam sebuah aktivitasnya sedang memeriksa pasien hamil dengan USG. Foto: rsud kelet

Ada sekitar 80 warga ikut dalam kegiatan baksos kesehatan ini, salah satunya Titik Rahayu. Dia mengaku senang dengan adanya rumah sakit tanpa dinding. Sebab, konsep ini salah satu implementasinya, warga mendapat pengobatan gratis dari tim RSUD dr Moewardi, dan diberi pengetahuan untuk membudayakan hidup sehat dan bersih.

Sementara itu, dr Suhardiyono SpOT dari Gerakan NKRI Sehat menilai, program RSTD bagus, dan dia turut mendukungnya. Sebab, ada peran semua pihak dalam menjamin hak masyarakat, untuk mengakses sarana kesehatan.

Suhardiyono mengungkapkan, adanya tantangan dalam program ini. Di antaranya, jaminan pemerintah untuk bisa mempermudah mengakses fasilitas kesehatan dan obat, juga memikirkan support, khususnya di daerah terpencil. Sehingga masyarakat tidak lagi terbebani masalah biaya, waktu, transportasi dan dapat konsentrasi untuk pulih.

BACA JUGA: Ombudsman RI : Kemenkumham Telah Laksanakan Seluruh Saran Terhadap Kebijakan Lalu Lintas WNA

”Untuk menyukseskan program ini, saya kira kita butuh dokter “gila” yang mau menjangkau wilayah pedalaman, dan terluar,” kata anggota Dewan Pakar PP IDI itu.

Dari Komisi E DPRD Jateng, selaku ketua komisi, Abdul Hamid juga mendukung dan mendorong penuh program RSTD.

Dia menyampaikan, DPRD sebagai mitra kerja Pemprov Jateng, mendorong program itu bisa terlaksana, sepanjang bermanfaat untuk masyarakat. ”Program ini mengembalikan fungsi pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” pungkas dia.

Tim SB