“Nalar demokrasi yang sehat itu harus mengedepankan etika kepantasan publik, bukan dengan arogansi dan kepentingan lain,” ujarnya Minggu, (4/9/2022).
Ia menjelaskan, ruang publik harus dijaga dari praktik-praktik yang menghujat, menghina martabat manusia.
“Yang harus dikritisi itu harus kebijakannya, bukan kepada personal atau orangnya karena mereka itu makhluk Tuhan loh, jadi harus dengan nalar demokrasi yang beretika,” jelasnya.
Romo Benny menyebut, nalar demokrasi tunduk kepada nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Tidak boleh direduksi kepentingan pragmatis politik dan melegalkan segala cara.
“Kalau begitu kan orang (masyarakat) menjadi curiga, karena penyampaian aspirasinya diduga ada kepentingan politik, bukan untuk memberikan solusi”, tegasnya.
wied