SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ribuan masyarakat Kabupaten Demak, tumpah ruah menyaksikan iring-iringan Prajurit Patangpuluhan, yang merupakan puncak acara Grebeg Besar Demak Tahun 2022, Minggu (10/7/2022).
Massa berjajar rapi mulai dari Halaman Pendapa Kabupaten Demak, hingga makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, yang kurang lebih berjarak sekitar tiga kilometer.
Iring-iringan Prajurit Patangpuluhan itu, merupakan bagian dari agenda tradisi prosesi penjamasan pusaka dan ziarah, di makam Kanjeng Sunan Kalijaga.
BACA JUGA: Idul Adha 2022 Istimewa bagi Muslim Indonesia
Dalam prosesi iring-iringan Prajurit Patangpuluhan itu, diawali penyerahan bokor berisi kembang setaman, sebagai ubo rampe (perlengkapan) ziarah dan penjamasan. Penyerahan dilakukan Bupati Demak Eisti’anah sebagai Adipati Demak Bintoro, kepada Ki Lurah Tamtomo, untuk segera dibawa menuju Pendapa Notobratan di Kadilangu.
Kemudian bokor itu diserahkan kepada sesepuh ahli waris Kanjeng Sunan Kalijaga sebagai pelengkap berziarah, dalam bagian prosesi penjamasan pusaka.
Kegiatan ini dilakukan, sebagai agenda wisata seni dan budaya tahunan di Kabupaten Demak, yang dilaksanakan setiap 10 Dzulhijjah, pada penanggalan Islam. Namun saat pandemi melanda negeri ini selama dua tahun, kegiatan ini sempat ditiadakan.
BACA JUGA: Kapolda Jateng Bersama Warga Melaksanakan Salat Idul Adha di Asrama Brimob
Kali ini perayaan lebih meriah bila dibanding pada tahun sebelumnya. Hal ini karena melibatkan bendi atau dokar sebanyak 130 lebih, dan mengerahkan penari zipin sebanyak tujuh grup, pemain kuda lumping kurang lebih 70 personel dan penari barongan kurang lebih 100 orang.
Saat itu, bupati bersama forkopimda dan pejabat lainnya mengenakan pakaian adat Jawa, menaiki dokar menuju makam Sunan Kalijaga, untuk selanjutnya melaksanakan ziarah.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Demak, Endah Cahya Rini menyampaikan, pada Sabtu (9/7/2022) malam, juga telah diberangkatkan iring-iringan Tumpeng Songo dari Pendapa Kabupaten menuju Serambi Masjid Agung Demak.
Tumpeng Songo itu menggambarkan sembilan wali, yang telah turut mendirikan Masjid Agung Demak. Selain sembilan tumpeng, juga dibawa gunungan hasil bumi dari, sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki dan kesuburan tanah di Demak.
Rudy