blank
komoditas cabai di sejumlah pasar tradisional di Kudus . Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Harga cabe di wilayah Kabupaten Kudus terus melonjak hingga beberapa hari terakhir ini. Pantauan di lapangan, Senin (6/6), harga cabe rawit merah sudah menembus angka Rp 90 ribu per kilogram.

Padahal, sepekan sebelumnya, harga cabe rawit merah berkisar di angka Rp 65 ribu per kilogram.

Hal yang sama juga terjadi pada harga cabe merah keriting yang kini sudah menembus angka Rp 70 ribu per kilogram. Komoditas ini naik dibandingkan sepekan sebelumnya yang masih di angka Rp 45 ribu per kilogram.

“Naiknya cukup tinggi. Ini saya tidak berani kulakan banyak-banyak karena harganya sangat tinggi,”kata Tutik Asiani, pedagang pasar Bitingan Kudu, Senin (6/6).

Selain harga cabe, kenaikan cukup signifikan juga terjadi pada komoditas telor yang kini sudah menembus Rp 30 ribu per kilogram, di tingkat eceran. Harga sepekan sebelumnya di kisaran Rp 26 ribu per kilogram.

Kabid Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen pada Dinas Perdagangan Kudus, Imam Prayitno mengatakan kenaikan harga cabe diakibatkan berkuranya produksi petani akibat dampak iklim yakni musim yang tak menentu. Turunnya hujan di musim kemarau membuat tanaman cabe banyak rusak.

“Pasokan cabe di Kudus selama ini banyak disuplai dari wilayah Kabupaten Rembang serta wilayah lokal yang ada di Kecamatan Mejobo dan Kaliwungu,”ujarnya

Selain iklim, berkurangnya produksi cabe juga diakibakan banyaknya petani yang semula menanam cabe beralih ke tanaman padi.

Sementara, untuk Untuk kenaikan harga komoditas telor, disebutkan akibat pengurangan ayam petelor yang dilakukan peternak sejak anjloknya harga telor beberapa waktu sebelumnya. Akibatnya, pasokan telor di pasaran menjadi berkurang.

Lebih lanjut, kata Imam, pihaknya meyakini kenaikan harga komoditas cabe dan telor tersebut diperkirakan hanya akan berlangsung tidak lama.

Dinas Perdagangan juga optimistis kenaikan harga komoditas jenis sayuran tidak akan terlalu berpengaruh pada perekonomian masyarakat secara keseluruhan, karena bukan merupakan komoditas pokok. Masyarakat tentu akan beradaptasi dengan mengurangi konsumsi cabe.

“Masyarakat tentu akan beradaptasi, yang biasanya masakan banyak cabenya, tentu akan dikurangi,”ujarnya.

Ali Bustomi