WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Sepeda motor dan mobil pribadi, mendominasi moda angkutan di Kabupaten Wonogiri. Proporsinya saat keramaian Lebaran Idul Fitri 1443 lalu, motor mendominasi sebanyak 58,1 persen dan mobil pribadi sebanyak 32,58 persen.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri, Waluyo, menyatakan, per hari telah masuk sebanyak 28.478 kendaraan ke Wonogiri. Perinciannya, sebanyak 14.854 sepeda motor, 10.619 mobil pribadi, 769 mobil penumpang umum (MPU) jenis bus, 1.049 pikap dan 1.187 truk.
Presentasenya, sepeda motor mendominasi sebanyak 58,1 persen, mobil pribadi 32,58 persen, MPU bus 1,84 persen, pikap dan truk 7,41 persen.
Untuk kendaraan yang keluar Wonogiri, sehari mencapai sebanyak 25.147. Terdiri atas 14.629 (52,16 persen) sepeda motor, 8.192 mobil pribadi (37,29 persen), 463 MPU bus (2,70 persen) berikut pikap dan truk masing-masing sebanyak 1.077 dan 786 (7,85 persen).
Dengan membanjirnya kendaraan di keramaian Lebaran tersebut, menjadikan sejumlah ruas jalan di Kabupaten Wonogiri kondisinya padat. Utamanya di ruas jalan-jalan Kota Wonogiri.
Ruwet Macet
Guna mengantisipasi keruwetan dan ancaman kemacetan, telah dilakukan rekayasa pengaturan manajemen lalu lintas kendaraan. Ini dilakukan Dishub bersama Polres Wonogiri, utamanya dari jajaran Satlantas pimpinan Kasatlantas AKP Marwanto.
Setidak-tidaknya, ada tujuh fasilitas traffic light atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang terpasang di Kota Wonogiri dan Selogiri, direkayasa fungsi lampu Bangjo-nya dengan hanya dinyalakan kedip-kedip kuning saja.
Ketujuh traffic light yang direkayasa fungsinya itu, terdiri atas Lampu Bangjo di Pasar Pokoh, perempatan Ponten, Wonokarto Giriwono, Klampisan, Krisak dan Selogiri.
Bersamaan itu, dilakukan pemasangan water barier untuk melakukan penutupan sementara sebagian jalur yang ada di perempatan Bangjo. Ini demi memberikan prioritas kelancaran arus lalu lintas, untuk menghindari ancaman keruwetan dan kemacetan.
Kecuali itu, juga dilakukan pengalihan arus dengan memanfaatkan ruas Jalan Lingkar Kota (JLK). Pengaturannya, arus lalu lintas dari arah Sukoharjo-Solo yang menuju Wuryantoro-Manyaran-Eromoko-Pracimantoro dibelokkan melalui ruas JLK dari Terminal Krisak, Selogiri.
Ruas JLK
Demikian pula sebaliknya yang dari arah Wuryantoro ke Sukoharjo-Solo, lewat ruas JLK yang berpangkal dari perempatan dekat Mapolres Wonogiri ke kiri.
Pengaturan sama, juga diberlakukan pada arus lalu lintas dari Ponorogo-Pacitan (Jatim) yang akan ke Sukoharjo-Solo, dilewatkan ke ruas JLK dari belokan Jatibeduk Desa Purworejo Kecamatan Wonogiri Kota.
Upaya mengalihkan arus lalu lintas melalui JLK tersebut, demi mewujudkan situasi dan kondisi di dalam Kota Wonogiri menjadi terkendali, lancar, tertib dan terhindarkan dari keruwetan maupun kemacetan.
Rekayasa ini, mendapat pujian dari warga masyarakat. ”Saya salut, karena selama Lebaran, Wonogiri terhindarkan dari kemacetan Lebaran,” ujar Kavinji, salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Baturetno, Wonogiri.
Hanya saja, dampak dari pengaturan itu telah menyebabkan arus kendaraan yang mengarah ke Sukoharjo-Solo, menjadi menumpuk padat merayap. Noto, warga Wonogiri yang mengantarkan anaknya ke Solo, memerlukan waktu tiga jam meski jarak tempuhnya hanya 32 KM.
Bambang Pur