SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kanwil Kemenkumham Jateng ditetapkan sebagai Kanwil dengan produk penjualan terbanyak se Indonesia dalam program One Day One Prison Product yang diusung Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham.
Penghargaan itu diterima oleh Kakanwil Kemenkumham Jateng, A Yuspahruddin dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan Reynhard Saut Poltak Silitonga pada acara syukuran menuju 58 tahun pemasyarakatan yang berlangsung di The Sultan Hotel and Residence Jakarta, Selasa (26/4/2022).
One Day One Prison Product merupakan gerakan promosi terhadap produk hasil karya WBP di Lapas dan Rutan, yang targetnya adalah adanya penjualan produk-produk tersebut setiap hari.
“Program ini bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan serta mengapresiasi produktivitas warga binaan melalui pembelian produk hasil karya mereka,” kata Yuspahruddin di Semarang, Rabu (27/4/2022).
Selain itu juga ikut menyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 15 persen kepada Negara.
“Saya mengapresiasi pada Unit Pelaksana Teknis yang telah berhasil menjual produknya,” ujar dia.
“Tingkatkan terus, jika kegiatan ini terus berlangsung, saya yakin warga binaan bisa sejahtera, petugasnya juga bisa sejahtera, karena dia telah berproduksi dan produksinya dibeli di luar, artinya mereka semua akan mendapatkan keuntungan baik material dan secara moral,” ungkap Yuspahruddin.
Ia mengatakan, penghargaan ini menjadi bukti bahwa Lapas dan Rutan di Jawa Tengah berhasil menjalankan program pembinaan.
“Artinya dengan penghargaan ini bisa disimpulkan bahwa pembinaan warga binaan di Jawa Tengah telah berhasil. Karena salah satu parameter keberhasilan pembinaan WBP adalah banyak WBP yang produktif dan banyaknya karya yang diproduksi,” jelasnya.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang juga dianugerahi 2 penghargaan, yakni UPT terbaik pertama dalam melakukan pembinaan terhadap WBP dan UPT terbaik kedua yang berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba ke dalam Lapas dan Rutan se Indonesia.
“Saya berharap Lapas dan Rutan di Jawa Tengah tahun ini sudah bisa mensukseskan programnya BNN, Lapas yang bersinar, bersih dari narkoba,” tambahnya.
Menurutnya, seluruh Lapas dan Rutan sudah seharusnya bisa melaksanakan pembinaan, selalu berproduksi, karena WBP merupakan tenaga kerja yang besar, yang potensial, yang jika tidak diberikan pelatihan, mereka akan menjadi tenaga kerja yang sia-sia.
Ning