blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar ketika ikut mengolah gula kelapa. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)- Wakil Bupati Wonosobo Jawa Tengag M Albar Daerah Wonosobo Jawa Tengah memiliki anugerah alam yang luar biasa dengan segala potensi yang dimilikinya.

“Tanahnya sangat subur dengan berbagai tumbuhan yang hidup di atasnya, baik sayuran maupun tanaman perkebunan yang menjadikanya sebagai daerah pertanian yang menjajikan,” kata dia.

Selain itu, tambah Wabup, banyaknya pohon kelapa juga menjadi salah satu komoditi sebagai sumber penghasilan bagi warga masyarakat Kabupaten Asri ini.

Baca Juga: Hasil Panen Bawang Putih Petani Wonosobo Lampaui Rata-Rata Produksi Nasional

Sedikitnya ada empat wilayah kecamatan di Wonosobo ini yang berlimpah pohon kelapa. Seperti Kepil, Kalibawang, Kaliwiro dan Wadaslintang. Daerah ini menjadi centra penghasil turunan olahan kelapa, terutama gula.

Bahkan beberapa petani, sebut Wabup, mengandalkan sektor ini sebagai satu-satunya mata pencaharian mereka. Pohon kelapa bisa menghasilkan kelapa muda, kelapa dan air nira yang bisa diolah menjadi gula merah dan gula semut.

Melihat potensi itu, warga Mendongan Desa Gondowulan Kepil, Siti Mungawnah dan suaminya Muh Na’ Ngam muncul gagasan mengolah gula kelapa menjadi gula semut. Keduanya menampung para petani penghasil gula kelapa dan mendongkrak nilai jualgula kelapa.

Baca Juga: Angka Stunting di Wonosobo Masih Tinggi, Ini Sebabnya!

“Di gula semut ini, kami berdiri sejak 2016 lalu. Bermula karena melihat potensi kelapa di sini sangat baik dan karena ini menjadi penghasilan satu-satunya bagi para petani. Maka kami mempunyai ide untuk merubah menjadi gula semut agar harganya naik,” tutur Siti.

Siti mengungkapkan dari ide dan hasil kerja kerasnya tersebut sudah membuahkan hasil yang cukup menjajikan dimana dalam satu bulan ia mampu memproduksi 18 hingga 22 ton gula semut. Dan tercatat sejak tahun 2020 lalu sudah mengantongi sertifikasi dari Contol Union (CU).

Dapur Paspampres

blank
Gula kelapa jenis semut yang siap diekapor ke Kanada dan India. Foto : SB/Muharno Zarka

Karena itu walaupun masih ikut sub ekspor ia berhasil menembus pasar ekspor ke Canada dan India. Untuk nasional produknya juga masuk di dapur Paspampres 3 ton tiap bulanya.

Baca Juga: Bupati Wonosobo Teken MoU dengan Yayasan Solidaridad Belanda

Di katakan, tahun 2020 produksinya sudah bersertifikasi dari Control Union. Dari usaha kecil-kecilan, walupun masih ikut sub ekspor namun pihaknya sudah bisa berhasil produksi 28 hingga 22 ton perbulan.

“Gula semut kami sudah bisa tembus ekspor ke Canada dan India. Di dalam negeri kami rutin mengirim ke dapur Paspampres 3 ton tiap bulanya,” ungkap dia.

Sementara itu, Muh Na’ Ngam menambahkan gula semut ini berbahan baku dari gula kelapa yang diambil dari para petani yang sudah bermitra dengan koperasi produsen miliknya, yakni ada 362 orang petani.

Baca Juga: Pengurus DPAC Partai Demokrat se-Wonosobo Didominasi Wajah Baru

Kesemuanya telah mendapatkan sertifikasi lahan, EU dan USDA dari CU, yang memastikan lahan tersebut memenuhi syarat karena lahan organik. Sehingga gula cetak hasil produknya dijamin sehat karena tanpa bahan campuran.

Pihaknya mempunyai petani binaan sebanyak 362 orang yang menjadi pemasok gula sebagai bahan baku. Semuanya ikut disertifikasi lahanya dari CU, yaitu EU dan USDA, yang jelas organik.

“Gula cetak dari mereka jelas sehat karena organik tanpa bahan campuran apapun, jika terdeteksi ada campuran maka tidak lolos uji untuk diekspor,” ungkapnya.

Baca Juga: Polres Wonosobo Bersama Pemuda Garda Prima Madusari Maduretno Kalikajar Gelar Vaksinasi Covid-19

Wakil Bupati Wonosobo M Albar berkesempatan menghadiri pertemuan koperasi produsen gula semut se-Jateng, di desa Gondowulan Kepil. Dia mengapresiasi para produsen gula semut tersebut karena moyoritas anggotanya adalah kaum muda.

Petani Milenial

blank
Para petani ketika mengolah gula kepala di Desa Gondowulan Kepil Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

“Saya greget sekali. Karena para produsen gula semut yang tergabung di “Jawa Keren” ini adalah petani milenial, kaum muda. Saat ini mencari petani muda sangat sulit. Namun di sini terlihat cukup cerah karena isinya kebanyakan kaum milenial,” ujarnya.

Wabup menegaskan usaha seperti ini harus terus dipupuk dan ditingkatkan. Karena bisa mendorong untuk berdaya, maju, mandiri dan lebih berdaya saing. Kekompakan dan kebersamaan bisa mewujudkan harapan para anggota dan bermanfaat terhadap masyarakat umum.

Baca Juga: Pemdes Depok Kalibawang Wonosobo Salurkan Dana BLT DD, untuk Siapa?

Semangat dan greget tersebut, tegas Albar, harus terus didorong. Karena ini akan memberdayakan semua untuk lebih berdadaya, maju, mandiri dan lebih berdaya saing,

“Sehingga dengan kebersamaan dan kekompakan sepeeti ini kedepan insyaallah apa yang menjadi harapan kita akan terwujud dengan baik,” katanya.

Menurut Wabup, karena sudah masuk pasar ekspor, maka harus memenuhi beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kualitas kuantitas dan kontinuitas serta komitmen.

Baca Juga: Bulan Bakti Rimbawan, BKSDA Jateng Resort Konservasi Wonosobo Resik-Resik Kawasan Wisata Dieng

Gus Albar juga minta agar dilakukan peremajaan, dengan mengganti varian baru pohon kelapa, dengan bibit genjah entok yang tumbuh tidak terlau tingi.

Karena ini sudah masuk pasar ekspor, katanya jadi harus dipenuhi beberapa faktor, yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas dan komitmen. Sehingga gula semut yang aman dan sehat untuk siapapun.

“Gula semut lebih mendunia dan lebih digandrungi, saya harap adanya perubahan dengan peremajaan dengan mengganti varian kelapa genjah entok,” pungkasnya.

Muharno Zarka