blank
Seminar Nasional “Nuklir Sebagai Solusi Dari Energi Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan” yang digelar di kampus UNS, Rabu (16/3). (Dok/Humas UNS)

SURAKARTA (SUARABARU.ID) Masyarakat di kepulauan Bangka Belitung menyatakan dapat menerima kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di wilayah setempat. Hasil kajian akademis tim Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyebutkan tingkat penerimaan masyarakat lebih tinggi daripada rata-rata dunia yaitu 73,73 persen .

“Bahkan tim UNS sudah menemukan sesuatu threshold level yang selama ini belum pernah dilakukan yaitu apa yang disebut Acceptable Level Acceptance (ALA). Anggaplah ini sebagai threshold berapa persenkah PLTN itu dapat diterima dengan melakukan penelitian kepada lebih dari 30 negara di dunia. Ternyata hasil survey penelitian di Bangka–Belitung itu diatas ALA dunia”, kata Chief Operating Officier PT ThorCon Indonesia Bob Sulaiman Effendi dalam Seminar Nasional “Nuklir Sebagai Solusi Dari Energi Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan yang digelar di kampus UNS, Rabu (16/3).

Kerjasama kajian akademis antara PT ThorCon Power Indonesia, UNS dan PPLH UNS selama hamper satu tahun, lanjut Bob Sulaiman Effendi

Merupakan kajian yang mengikat kebenaran terhadap energy nuklir. Diakui, pihaknya belum pernah melihat di dunia adanya kajian komperhensif yang membahas mulai dari aspek ekonomi, pertumbuhan ekonomi dan aspek ramah lingkungan serta berkelanjutan.

Bukti dari kajian akademis yang dilaksanakan menyebutkan bahwa energi nuklir bukan hanya aman, ramah lingkungan namun juga merupakan solusi praktis transisi energi yang dapat menggantikan energi fosil khususnya batubar”, terangnya.

Pada seminar yang berlangsung secara luring dan daring, Kepala Badan Risert Inovasi Nasional Dr. Laksana Tri Handaka dalam sambutannya menyatakan, tenaga nuklir merupakan salah satu alternatif utama energy baru terbarukan.

Solusi untuk energi baru terbarukan bagi negara kita di masa mendatang.Untuk mendorong hal tersebut bukanlah hal mudah. Baik itu secara teknologi maupun secara sosial budaya.

Sehingga bantuan UNS dan civitasnya dengan menyelenggarakan seminar ini tentu menjadi bagian sangat penting bagi kami di BRIN. Apalagi BRIN melanjutkan amanat BATAN sebelumnya dan bertanggung jawab untuk melakukan berbagai aktivitas termasuk PLTN Eksperimental.

“Jaminan keselamatan dan kesinambungan bagi operasional PLTN yang kita sebut sebagai generasi 4empat itu memang masih memerlukan berbagai kerja keras guna memastikan bahwa peralatan berfungsi sebagaimana desain awalnya. Melihat hal itu maka potensi Indonesia tidak hanya sebagai pemakaidi masa depan. Tetapi juga berkontribusi pada aspek teknologi”, jelasnya.

Sementara itu Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho SH M.Hum dalam sambutannya menyampaikan,

Indonesia adalah negara kepulauan sehingga terkait penyedian listrik berbeda dengan negara kontinental lainnya. Indonesia memiliki penduduk sekitar 270 juta jiwa yang hampir setengahnya berada di Jawa dan pulau lainnya.Karena itu kebutuhan listrik akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi sosial masyarakat dari waktu ke waktu dan adanya pertumbuhan populasi penduduk itu sendiri. “Karena itu kemandirian listrik merupakan suatu keharusan “, tandasnya.

Bagus Adji