blank
Peserta Camp Lintas Agama

JEPARA (SUARABARU.ID)– Camp Lintas Agama yang diikuti puluhan pemuda dari agama Islam, Kristen, Budha dan Hindu, dan ormas keagamaan NU, Syi’ah baik dari Jepara maupun daerah lain di Balai Desa Plajan akhirnya menyepakati deklarasi bersama. Camp Lintas Agama tersebut diselenggarakan oleh BEM FTIK Unisnu Jepara dan berlangsung mulai dari 18 Febuari hingga 20 Febuari 2022.

Deklarasi Kerukunan Beragama tersebut berisi 5 pernyataan sikap sebagai putra putri Indonesia yang berkomitmen untuk : siap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; siap merawat keberagaman suku, ras budaya dan agama; menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan dan keadilan; menolak segala bentuk tindak kekerasaan yang mengatasnamakan agama; mengajak seluruh element bangsa menyebarkan luaskan gagasan perdamaian dunia.

Teks deklarasi dibacakan oleh Fuad Fahmi Latif mewakili Gusdurian Jepara dan dilanjutkan pembacaan deklarasi jaga kerukunan beragama secara bersama-sama oleh peserta Camp Lintas Agama dilanjutkan dengan tanda tangan secara bergantian sebagai simbolisasi deklarasi.

BACA JUGA Tingkatkan Pemasaran Utamakan Branding dan Packaging

Acara tersebut juga dihadiri perangkat desa, tokoh agama, komunitas Gusdurian jepara, Karang Taruna, Ansor Plajan, serta dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara yang membuka secara resmi acara yang mengusung tema “Semar Mbangun Kahyangan dalam Unity In Diversity.”

Saat membuka acara tersebut Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara Drs. Abdul Rozaq Alkam M.Ag. berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa toleransi kepada calon pendidik yang mengajar di sekolah-sekolah formal.

“Mereka akan menjumpai peserta didik dari berbagai keyakinan/agama. Harapannya dapat terjalin hubungan yang harmonis di antara pendidik dan peserta didik walaupun latar belakang keyakinannya berbeda.

Sementara Gubernur BEM FTIK Yuyun Fitriyah menyatakan secara esensial kegiatan tersebut dapat memberikan ruang perjumpaan anak-anak muda lintas agama.

BACA JUGA Akankah Jepara ke Level 3 PPKM ? Bertambah Kembali 139 Warga Positif Covid-19

“Ini untuk memberi bekal dan pemahaman tentang pentingnya berinteraksi dan saling mengenal satu sama lain, sehingga tidak timbul prasangka dan kekhawatiran orang yang berbeda keyakinan,” ungkap Yuyun Fitriyah.

Adapun materi yang disampaikan meliputi 3 materi inti yakni Membangun Hubungan Harmonis dan Saling Percaya, Pemahaman Konsep Keadilan dan Kesetaraan Agama dalam Kehidupan Sosial, Komunikasi Efektif dan Empatik.

Pada malam terakhir wujud dari menjaga kelestarian kebudayaan diadakan pementasan pergelaran wayang kulit. Tujuannya untuk memberikan ruang melestarikan kesenian dari keberagaman budaya Indonesia.

Hadepe-F Fahmi