blank
Ganjar dan Wagub Taj Yasin mengajak ngobrol dan bernyanyi bersama Desta Meliana (6), siswi PAUD di Kabupaten Pemalang, pada acara HUT ke-50 Korpri. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Yamtini (32), tak bisa menahan kesedihannya, saat melihat kedua anaknya, Ahmad Ihya Hakim (12) dan Desta Meliana (6), dielus kepalanya oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam acara HUT KE-50 Korpri, di Kantor Gubernur Jateng, Gradhika Bhakti Praja, Senin (29/11/2021).

Yamtini yang melihat dari belakang, hanya menangis saat kedua anaknya mendapat bantuan dari Ganjar. Kesedihannya semakin membuncah, tatkala melihat anaknya ngobrol bareng Ganjar dengan ceria.

Ahmad Ihya Hakim dan Desta Meliana adalah dua dari 100 anak yatim piatu akibat pandemi covid-19, yang mendapat bantuan dari Korpri Jateng. Selain bantuan uang, anak-anak yatim piatu yang masih sekolah ini, juga mendapat bantuan seperangkat alat sekolah.

BACA JUGA: Kapolda Apresiasi Gelaran Kompetisi Liga 2 PSSI Berjalan Lancar

”Kamu kelas berapa? Oh masih PAUD ya. Ayo kalau PAUD pasti bisa nyanyi dong. Coba nyanyi ya, lagu Cicak-cicak di Dinding bisa?” tanya Ganjar pada Desta.

Sambil malu-malu, Desta menyanyikan lagu itu di depan Ganjar. Ganjar yang jongkok di depan Desta, beberapa kali membantu membetulkan lirik lagu saat Desta kelupaan.

Usai bernyanyi, Ganjar dan peserta lain langsung bertepuk tangan, melihat keberanian bocah berusia enam tahun itu.

BACA JUGA: Bupati Minta Korpri Bangun Jiwa Korsa, Ini Pemenang Lomba HUT Korpri

”Kamu hebat, belajar yang rajin ya,” ucapnya, sambil kembali mengelus kepala Desta.

Yamtini begitu bahagia, karena pemerintah memperhatikan nasib kedua anaknya itu. Dia tak henti mengucapkan terima kasih, atas kepedulian semua pihak, demi masa depan kedua buah hatinya.

Alhamdulillah, saya sangat berterimakasih sekali atas perhatian dan bantuannya untuk anak-anak saya. Mudah-mudahan bantuannya bermanfaat,” kata Yamtini, saat dikonfirmasi usai menerima bantuan.

BACA JUGA: Desainer Off-White dan LV Virgil Abloh Tutup Usia di Umur 41 Tahun

Warga Banjardowo Taman, Kabupaten Pemalang ini menambahkan, kepedulian banyak pihak pada anaknya sangatlah berarti. Usai ditinggal suaminya meninggal akibat pandemi covid-19, praktis semua kebutuhan hidup dan dua anaknya harus dia pikul sendiri.

”Setelah suami meninggal karena covid-19, saya jadi kepala rumah tangga, sekaligus ibu buat dua anak saya. Meski berat, tapi saya akan tetap berjuang untuk menyekolahkan anak-anak saya sampai setinggi mungkin. Sampai mereka sukses dan berhasil,” ucapnya sambil terisak.

Yamtini mengungkapkan, sehari-hari dia bekerja serabutan. Kerap kali dia menjadi buruh cuci atau setrika di tetangganya. Bayarannya tidak pasti. Kadang seminggu hanya mendapat uang Rp 50 ribu.

BACA JUGA: Erupsi Gunung Api Ile Werung Terjadi di Perairan Lembata

”Kadang kalau buruh cuci dan setrika nggak ada, saya jualan jajan kecil-kecilan. Meski begitu saya tetap semangat bekerja, agar anak-anak sukses nantinya,” imbuh dia.

Yamtini berharap, pemerintah lebih memperhatikan anak-anak yatim piatu, yang orang tuanya meninggal akibat pandemi. Sebab, banyak di antara mereka yang hidupnya kekurangan.

”Harapannya, anak-anak itu bisa diperhatikan pemerintah, supaya meringankan beban orang tua. Karena seperti saya, ditinggal kepala keluarga yang mencari nafkah itu berat sekali,” tuturnya.

BACA JUGA: Unissula Selenggarakan KMMI Untuk Lahirkan Generasi Kreatif

Dia juga menginginkan, pemerintah memberikan lapangan pekerjaan bagi orang tua seperti dirinya. Sebab dia yang menjadi tumpuan keluarga, tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup hanya dengan mengandalkan dari buruh cuci dan setrika.

”Harapannya dapat pekerjaan layak. Tetapi kalau saya mendaftar sendiri pasti tidak mungkin, karena saya tidak sekolah,” terangnya.

Meski begitu, Yamtini mengaku masih cukup beruntung, karena mendapat perhatian dari pemerintah. Selain dapat bantuan dari Ganjar, kedua anaknya juga sudah dibantu Bupati Pemalang, dan sudah mendapat bantuan dari pemerintah pusat.

BACA JUGA: Sutil Geni Demokrasi

”Anak saya dapat bantuan Rp 450 ribu dari pemerintah pusat, nggak tahu apa ya namanya. Tapi itu cair dua kali dalam setahun. Selain itu juga dapat bantuan lain. Semoga anak-anak yang lain juga diperhatikan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ganjar menyampaikan, Korpri Jateng selama ini sudah bekerja dengan baik. Beberapa kali Korpri Jateng terjun langsung merespon persoalan yang terjadi di masyarakat. Saat harga cabai anjlok, Korpri Jateng turun membantu.

Saat Lebaran, Korpri Jateng memborong produk UKM dari masyarakat. Dan hari ini, Korpri Jateng hadir untuk meringankan beban masyarakat kecil.

”Tindakan-tindakan ini sangat sederhana, namun efeknya luar biasa. Saya menyampaikan terima kasih karena teman-teman di Korpri Jateng, yang begitu responsif pada persoalan masyarakat. Saya harap komitmen ini terus dijaga,” harap Ganjar.

Riyan