blank
Tabel sederhana. yang paling pagi bangun, mengisi begitu seterusnya. )Ilustrasi)

blankOleh : Nila Ubaidah, M.Pd.

BANGSA Indonesia adalah bangsa pejuang. Saat ini, para petugas kesehatan dan relawan berada di garda depan bertarung melawan virus dan membantu para pasien yang terpapar dalam pandemi covid 19.

Para ilmuwan bekerja siang malam menemukan vaksin dan obatnya, serta para bapak-ibu guru yang senantiasa berupaya melakukan inovasi teknologi, bersinergi dan berkolaborasi dengan para orang tua dalam eksplorasi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran virtual.

Esok hari, 17 Agustus 2021, bangsa Indonesia akan memperingati hari ulang tahun ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebuah momentum peringatan hari kemerdekaan yang biasanya diisi dengan berbagai kegiatan perayaan.

Selain upacara bendera, berbagai lomba-lomba tujuhbelasan biasanya menjadi kegiatan wajib yang dilaksanakan bahkan sebulan sebelum puncak perayaan. Sebut saja lomba gerak jalan, panjat pinang, lomba lari karung, makan kerupuk dan sebagainya.

Dalam kegiatan lomba-lomba untuk menyambut hari kemerdekaan tersebut, biasanya masyarakat akan tumpah ruah turun ke jalan atau lapangan tempat berlangsungnya kegiatan. Sangat Meriah tentunya.

Iingar-bingar perayaan ini akan memikat seluruh mata, ingin menyaksikan secara langsung bahkan ingin mengikuti seluruh kegiatan yang ada, sebagai wujud kecintaan akan Tanah Air Indonesia dan memeriahkan HUT Kemerdekaan negara kita.

Namun tahun 2021 ini, Hampir sama dengan tahun 2020. Kegiatan masyarakat masih di batasi, khususnya kegiatan perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan RI oleh adanya peraturan PPKM Darurat yang diperpanjang lagi sampai dengan tanggal 16 Agustus 2021.

Hal ini memaksa masyarakat untuk menahan diri dan mau tidak mau harus berdiam diri di rumah, meski dengan beberapa kelonggaran dalam beribadah di masjid terdekat maupun hanya sekedar refreshing ke mall di daerahnya.

Hanya deretan bendera Merah Putih yang berjejer di depan rumah. Pun di tempat-tempat umum dengan dilengkapi baliho berbagai ukuran. Lomba-lomba yang memicu kerumunan masyarakat masih ditiadakan. Kegiatan-kegiatan yang mengundang keramaian tak lagi berlangsung. Terasa sedikit hambar memang.

Bagaimana tidak? Kegiatan yang telah rutin dilakukan sejak berpuluh-puluh tahun lalu itu kini mendadak tiada. Doa bersama saat malam 17 Agustus juga ditiadakan, namun kita semua bisa menyiasati melalui doa secara virtual dan upacara bendera secara virtual atau dengan anggota upacara bendera yang sangat terbatas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Seperti ada sesuatu yang kurang memang, namun hal ini tidak mematahkan semangat kami, untuk tetap merayakan semaraknya HUT RI ke 76 ini dalam lingkup keluarga kecil kami, misalnya saja melalui “Lomba Bangun Pagi” dengan pesertanya adalah terbatas hanya pada anggota keluarga yang ada di rumah kami saja.

Tidak hanya melulu sebagai sarana euphoria HUT ke-76 Kemerdekaan RI saja. Namun hal ini juga sebagai upaya mendisiplinkan anggota keluarga kami, agar tetap senantiasa bisa bangun pagi tepat waktu.

Melaksanakan ibadah tepat waktu dan tentunya bisa berolahraga bersama keluarga di rumah sehingga mengeratkan hubungan sesama anggota keluarga, meningkatkan iman, imun dan tentunya aman selama merayakan atau melaksanakan lomba tujuhbelasan di rumah saja.

Papan Tulis

Dengan berbekal modal papan tulis atau buku harian yang ada di rumah dan alat tulis berupa spidol white board atau bolpoin sebagai sarana pencatatan kegiatan bangun pagi setiap harinya yang kami mulai sejak awal bulan Agustus 2021.

Yang menjadi syarat utama adalah bahwa seluruh anggota keluarga wajib mencatat atau menuliskan waktu bangun paginya, tentunya dengan jujur. Hadiah yang disiapkan pun seadanya, dari donasi anggota keluarga atau bahkan hanya donasi salah satu anggota keluarga saja. Dengan harapan bisa dibagikan pada malam perayaan 17 Agustus atau pagi harinya setelah melaksanakan upacara bendera secara virtual.

Besar harapan kami bahwa kegiatan perayaan HUT Kemerdekaan RI yang sangat simpel dan sederhana ini dapat membangun kedisplinan, menjunjung tinggi kejujuran, meningkatkan semangat nasionalisme dalam keluarga kecil kami dapat dimaknai bukan hanya sekadar dari aktivitas tujuh belasan ini saja.

Disiplin bangun pagi juga menanamkan kecintaan akan Tanah Air Indonesia kepada seluruh anggota keluarga, terutama putra putri generasi penerus bangsa ini. Rasa yang menggelora bak api perjuangan itu sejatinya adalah rasa nasionalisme. Rasa yang dapat diterjemahkan dalam berbagai sikap dan perilaku sehari-hari yang tentu saja puncaknya pada hari kemerdekaan.

Rasa itulah yang tidak boleh pudar apalagi pada masa pandemi seperti sekarang ini. Semangat yang tidak boleh luntur. Kobaran rasa nasionalisme yang tidak boleh padam meskipun diterjang badai pandemi covid-19 ini.

Merdeka! Dirgahayu Bangsa Indonesia!

 Nila Ubaidah, M.Pd., dosen Pendidikan Matematika FKIP Unissula